Tampilkan postingan dengan label Bagian 14. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bagian 14. Tampilkan semua postingan
Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #14
Walaupun sedang tidak makan, Karin tetap tak dapat mengelak dari yang namanya tersedak setelah mendengarkan pertanyaan Daniel.
"Hah! Tidak usah sampai tersedak begitu! Aku tau kau tidak punya pacar! Gadis sepertimu mana ada yang mau?!" oceh Daniel yang langsung membuat telinga Karin seperti baru saja di gigit kepiting.
"Heh! Asal kau tau ya, aku cukup populer di kampus!"
"Populer apa? Tempo hari kau dicampakkan lelaki!" cibir Daniel. Karin tertegun, darimana Daniel tau dirinya belum lama ini di campakkan?
"Kau memata-mataiku ya?!" terka Karin sambil menunjuk batang hidung Daniel.
"Heh! Sopan sedikit pada atasanmu!" seru Daniel kesal sambil menepis tangan Karin.
"Kau ini bukan hanya bodoh tapi juga pikun! Kau ingat tidak saat pertama kali kita bertemu? Itu.. Waktu kau menciumku secara paksa! Aish.. Mengingat itu aku jadi tidak selera makan!" celetuk Daniel sambil menghempaskan sendok dan garpunya. Karin mendesah geram.
"Tentu saja tidak selera! Piringmu bahkan sudah kosong!" cibir Karin.
"Heh! Waktu itu.. Aku masuk ke ruangan tempat mu menangis seperti janda ditinggal mati suami, dan saat melihatku, kau langsung menciumku! Ya ampun.. Kau pasti tergoda dengan ketampananku kan? Dan langsung menciumku! Ck, agresif!"
Telinga Karin benar-benar panas mendengar semua ocehan Daniel, bukan hanya telinganya tapi juga wajahnya. Daniel mengingatkan kembali peristiwa yang membuatnya malu setengah mati.
"Waktu itu.. Aku tanpa sengaja melihatmu di campakkan lelaki itu.. Makanya aku masuk ke ruangan itu.. Niatku hanya untuk melihat keadaanmu, karna sesungguhnya aku ini orang yang sangat peduli terhadap sesama.. Tapi kau malah.."
"Cukup!" teriak Karin sambil menggebrak meja. Ia benar-benar sudah tak tahan lagi setiap kali Daniel menyebutkan kata 'menciumku'.
"Habiskan makanmu! Aku ke toilet sebentar!" ujar Karin lalu segera pergi meninggalkan Daniel sendirian, beberapa orang memandanginya akibat ulahnya menggebrak meja tadi, tapi Karin benar-benar tak peduli.
"Hah! Bocah sialan itu benar-benar membuat tekanan darah tinggi ku kambuh! Apa-apaan dia? Berani sekali membahas hal yang paling memalukan dalam hidupku! Kalau saja dia bukan bos ku, aku benar-benar sudah memotong mulutnya!" racau Karin dengan muka benar-benar kesal. Gadis itu berdiri di depan cermin toilet yang besar kemudian membuka keran westafel dan mencuci wajahnya. Menghadapi Daniel setengah hari ini benar-benar membuatnya menyesal telah setuju bekerja sebagai sekretarisnya. Kalau tau begini, Karin lebih memilih pergi ke tempat kerja lamanya dan memohon agar di pekerjakan kembali, tapi semuanya sudah terlambat, ia sudah terlanjur menulis dan menandatangani kontrak dengan si setan itu.
"Awas saja! Jika dia berani mempermainkanku lagi.. Tak peduli dia bosku atau raja sekalipun, aku akan tetap mematahkan tulang rusuknya!" oceh Karin berapi-api. Gadis itu lalu menoleh kesamping, dimana seorang gadis berdiri sejak tadi dan mendengarkan ocehannya sambil tersenyum. Sepertinya Karin terlalu larut dalam kedengkiannya sampai tidak menyadari ada seseorang disampingnya.
Gadis yang sedang membubuhkan bedak di wajahnya itu tersenyum tipis.
"Kau sedang kesal ya?" tanyanya.
"Siapa wanita ini? Sok akrab sekali!" desis Karin dalam hati, ia hanya kurang suka dengan gelagat wanita ini yang kelihatannya terlalu sok akrab.
Tapi Karin berusaha menyunggingkan senyum supaya tidak terkesan sombong. Lagipula tidak baik mengabaikan orang yang berbicara padanya.
"Aku sepertinya pernah melihatmu.." gumam gadis itu, kali ini sambil mengoleskan lipgloss di bibir sensualnya. Karin mengernyit.
"Cantik tapi menor" gumamnya dalam hati.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Karin sambil berusaha mengingat-ingat wajah gadis itu.
"Kau kerja di blue star ya?" gadis itu balik bertanya.
"Beberapa hari yang lalu aku masih bekerja disana.."
"Benarkah? Belum lama ini aku kesana, dan mungkin pernah melihatmu.."
"Oh.. Apa kau kerja disana juga?" tanya Karin.
Gadis itu tersenyum lalu menyimpan kotak bedak dan lipgloss kedalam tasnya kemudian menghadap Karin dan memandangnya intens.
"Aku kenal dekat dengan direktur Blue star, waktu itu aku datang untuk menemuinya tapi kata sekretarisnya dia sedang ada tamu.. Jadi aku pergi.. Aku tidak kerja disana.." ucap gadis itu. Karin mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Jadi sekarang kau tidak kerja disana lagi?" tanya gadis itu. Karin menggeleng.
"Aku di pecat" katanya sambil tersenyum miris. Gadis di depannya terhenyak, tapi lebih terlihat seperti dibuat-buat.
"Kau di pecat? Oleh Kak Keenan?" tanya nya penasaran.
"Siapa lagi yang punya wewenang penuh memecatku?"
"Wah.. Kejam sekali dia.. Memang apa kesalahanmu?"
"Um.. Hanya sering cuty dan melakukan beberapa kesalahan kecil, tapi sepertinya banyak karyawan yang tidak senang padaku jadi mereka protes dan aku di pecat.." ucap Karin.
Gadis itu menghela nafas lalu tersenyum kecil dan mengulurkan tangan.
"Aku.."
Brak! Pintu toilet tiba-tiba di dobrak dan Daniel muncul diambangnya.
READ MORE - Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #14
"Hah! Tidak usah sampai tersedak begitu! Aku tau kau tidak punya pacar! Gadis sepertimu mana ada yang mau?!" oceh Daniel yang langsung membuat telinga Karin seperti baru saja di gigit kepiting.
"Heh! Asal kau tau ya, aku cukup populer di kampus!"
"Populer apa? Tempo hari kau dicampakkan lelaki!" cibir Daniel. Karin tertegun, darimana Daniel tau dirinya belum lama ini di campakkan?
"Kau memata-mataiku ya?!" terka Karin sambil menunjuk batang hidung Daniel.
"Heh! Sopan sedikit pada atasanmu!" seru Daniel kesal sambil menepis tangan Karin.
"Kau ini bukan hanya bodoh tapi juga pikun! Kau ingat tidak saat pertama kali kita bertemu? Itu.. Waktu kau menciumku secara paksa! Aish.. Mengingat itu aku jadi tidak selera makan!" celetuk Daniel sambil menghempaskan sendok dan garpunya. Karin mendesah geram.
"Tentu saja tidak selera! Piringmu bahkan sudah kosong!" cibir Karin.
"Heh! Waktu itu.. Aku masuk ke ruangan tempat mu menangis seperti janda ditinggal mati suami, dan saat melihatku, kau langsung menciumku! Ya ampun.. Kau pasti tergoda dengan ketampananku kan? Dan langsung menciumku! Ck, agresif!"
Telinga Karin benar-benar panas mendengar semua ocehan Daniel, bukan hanya telinganya tapi juga wajahnya. Daniel mengingatkan kembali peristiwa yang membuatnya malu setengah mati.
"Waktu itu.. Aku tanpa sengaja melihatmu di campakkan lelaki itu.. Makanya aku masuk ke ruangan itu.. Niatku hanya untuk melihat keadaanmu, karna sesungguhnya aku ini orang yang sangat peduli terhadap sesama.. Tapi kau malah.."
"Cukup!" teriak Karin sambil menggebrak meja. Ia benar-benar sudah tak tahan lagi setiap kali Daniel menyebutkan kata 'menciumku'.
"Habiskan makanmu! Aku ke toilet sebentar!" ujar Karin lalu segera pergi meninggalkan Daniel sendirian, beberapa orang memandanginya akibat ulahnya menggebrak meja tadi, tapi Karin benar-benar tak peduli.
"Hah! Bocah sialan itu benar-benar membuat tekanan darah tinggi ku kambuh! Apa-apaan dia? Berani sekali membahas hal yang paling memalukan dalam hidupku! Kalau saja dia bukan bos ku, aku benar-benar sudah memotong mulutnya!" racau Karin dengan muka benar-benar kesal. Gadis itu berdiri di depan cermin toilet yang besar kemudian membuka keran westafel dan mencuci wajahnya. Menghadapi Daniel setengah hari ini benar-benar membuatnya menyesal telah setuju bekerja sebagai sekretarisnya. Kalau tau begini, Karin lebih memilih pergi ke tempat kerja lamanya dan memohon agar di pekerjakan kembali, tapi semuanya sudah terlambat, ia sudah terlanjur menulis dan menandatangani kontrak dengan si setan itu.
"Awas saja! Jika dia berani mempermainkanku lagi.. Tak peduli dia bosku atau raja sekalipun, aku akan tetap mematahkan tulang rusuknya!" oceh Karin berapi-api. Gadis itu lalu menoleh kesamping, dimana seorang gadis berdiri sejak tadi dan mendengarkan ocehannya sambil tersenyum. Sepertinya Karin terlalu larut dalam kedengkiannya sampai tidak menyadari ada seseorang disampingnya.
Gadis yang sedang membubuhkan bedak di wajahnya itu tersenyum tipis.
"Kau sedang kesal ya?" tanyanya.
"Siapa wanita ini? Sok akrab sekali!" desis Karin dalam hati, ia hanya kurang suka dengan gelagat wanita ini yang kelihatannya terlalu sok akrab.
Tapi Karin berusaha menyunggingkan senyum supaya tidak terkesan sombong. Lagipula tidak baik mengabaikan orang yang berbicara padanya.
"Aku sepertinya pernah melihatmu.." gumam gadis itu, kali ini sambil mengoleskan lipgloss di bibir sensualnya. Karin mengernyit.
"Cantik tapi menor" gumamnya dalam hati.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Karin sambil berusaha mengingat-ingat wajah gadis itu.
"Kau kerja di blue star ya?" gadis itu balik bertanya.
"Beberapa hari yang lalu aku masih bekerja disana.."
"Benarkah? Belum lama ini aku kesana, dan mungkin pernah melihatmu.."
"Oh.. Apa kau kerja disana juga?" tanya Karin.
Gadis itu tersenyum lalu menyimpan kotak bedak dan lipgloss kedalam tasnya kemudian menghadap Karin dan memandangnya intens.
"Aku kenal dekat dengan direktur Blue star, waktu itu aku datang untuk menemuinya tapi kata sekretarisnya dia sedang ada tamu.. Jadi aku pergi.. Aku tidak kerja disana.." ucap gadis itu. Karin mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Jadi sekarang kau tidak kerja disana lagi?" tanya gadis itu. Karin menggeleng.
"Aku di pecat" katanya sambil tersenyum miris. Gadis di depannya terhenyak, tapi lebih terlihat seperti dibuat-buat.
"Kau di pecat? Oleh Kak Keenan?" tanya nya penasaran.
"Siapa lagi yang punya wewenang penuh memecatku?"
"Wah.. Kejam sekali dia.. Memang apa kesalahanmu?"
"Um.. Hanya sering cuty dan melakukan beberapa kesalahan kecil, tapi sepertinya banyak karyawan yang tidak senang padaku jadi mereka protes dan aku di pecat.." ucap Karin.
Gadis itu menghela nafas lalu tersenyum kecil dan mengulurkan tangan.
"Aku.."
Brak! Pintu toilet tiba-tiba di dobrak dan Daniel muncul diambangnya.
kumpulan Cerpen Seru : In My Dream | Bagian Keempatbelas
Kumpulan Cerpen Seru : In My Dream | Bagian Keempatbelas ~ Kepalaku rasanya sakit. Ucapan Raka tadi siang masih terngiang diingatanku. Kenapa sih dia? Takut aku di apa apakan orang orang jahat itu? Ah,mereka tak kenal aku! Raka benar benar egois. Disaat aku ingin jadi miliknya,dia malah seperti ini.
Aku masih duduk ditoko eskrim ini melahap satu gelas besar eskrim. Ini memang tempatku jika sedang galau.
Eskrim ku habis,aku ingin tambah tapi uangku juga habis akhirnya dengan malas malasan aku keluar dari tempat ini dan berjalan menuju rumahku.
"Rakaaaa.."rintihku seperti orang mabuk.
"ehem!"langkahku terhenti seketika ketika pandanganku menangkap sosok dua orang cowok yang berdiri didepanku. Mereka.. 2 dari orang jahat itu. Tuhan..mereka mau apa?
"lo..ceweknya Raka kan?" aku terkejut, ternyata dibelakangku ada dua orang lagi yang mungkin siap siaga jika aku kabur. Aku terpojok.
"aku bukan ceweknya Raka! Kalian mau apa?" teriakan kecilku membuat mereka terkekeh. 1 orang lagi muncul dan kini aku tersudut ditembok perempatan. Tempat Raka waktu itu dibantai.
"kita nggak peduli ya status lo apanya dia! Sekarang kita cuma pengen lo jadi pancingan buat dia!" gertak seorang cowok bertubuh paling tinggi diantara yg lainnya.
"aku nggak tau apa apa! Tolong jangan libatin aku!" pintaku merengek. Aku benar benar sangat takut. Bagaimana kalau nasibku sama dengan cewek yg diceritakan Raka? Aku tidak mau.
"kalo diliat liat..lo lumayan juga.." seorang cowok bertato dilengan mencolek daguku refleks aku langsung memukul tangannya. Ia nyengir kemudian.. PLAK!! Sebuah tamparan mendarat dipipiku. Perih..aku meringis.
"itu balasan buat cewek sok jual mahal!" bentak cowok lain disamping cowok kurang ajar yg mencolek dan menamparku.
"sekarng tunggu apa lagi? Lo panggil super hero lo kesini!"
"kalian butuh apa sih dari Raka? CD? CD itu nggak ada sama Raka! Demi Tuhan!"
"oh jadi lo tau tentang CD itu? Bagus..ternyata thu anak bermulut bocor! Apalagi yg dia bilang sama lo huh?" bahuku didorong keras sampai membentur tembok. Aku menangis ketakutan.. Raka tolong aku!!
Aku masih duduk ditoko eskrim ini melahap satu gelas besar eskrim. Ini memang tempatku jika sedang galau.
Eskrim ku habis,aku ingin tambah tapi uangku juga habis akhirnya dengan malas malasan aku keluar dari tempat ini dan berjalan menuju rumahku.
"Rakaaaa.."rintihku seperti orang mabuk.
"ehem!"langkahku terhenti seketika ketika pandanganku menangkap sosok dua orang cowok yang berdiri didepanku. Mereka.. 2 dari orang jahat itu. Tuhan..mereka mau apa?
"lo..ceweknya Raka kan?" aku terkejut, ternyata dibelakangku ada dua orang lagi yang mungkin siap siaga jika aku kabur. Aku terpojok.
"aku bukan ceweknya Raka! Kalian mau apa?" teriakan kecilku membuat mereka terkekeh. 1 orang lagi muncul dan kini aku tersudut ditembok perempatan. Tempat Raka waktu itu dibantai.
"kita nggak peduli ya status lo apanya dia! Sekarang kita cuma pengen lo jadi pancingan buat dia!" gertak seorang cowok bertubuh paling tinggi diantara yg lainnya.
"aku nggak tau apa apa! Tolong jangan libatin aku!" pintaku merengek. Aku benar benar sangat takut. Bagaimana kalau nasibku sama dengan cewek yg diceritakan Raka? Aku tidak mau.
"kalo diliat liat..lo lumayan juga.." seorang cowok bertato dilengan mencolek daguku refleks aku langsung memukul tangannya. Ia nyengir kemudian.. PLAK!! Sebuah tamparan mendarat dipipiku. Perih..aku meringis.
"itu balasan buat cewek sok jual mahal!" bentak cowok lain disamping cowok kurang ajar yg mencolek dan menamparku.
"sekarng tunggu apa lagi? Lo panggil super hero lo kesini!"
"kalian butuh apa sih dari Raka? CD? CD itu nggak ada sama Raka! Demi Tuhan!"
"oh jadi lo tau tentang CD itu? Bagus..ternyata thu anak bermulut bocor! Apalagi yg dia bilang sama lo huh?" bahuku didorong keras sampai membentur tembok. Aku menangis ketakutan.. Raka tolong aku!!
Bersambung,..
Langganan:
Postingan (Atom)