Nuansa Remaja

Blog Remaja Indonesia

Tampilkan postingan dengan label Sedih. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sedih. Tampilkan semua postingan

Cerpen Sedih : SURAT TERAKHIR UNTUK TIO

Cerpen Sedih : SURAT TERAKHIR UNTUK TIO ~ Kali ini saya share karya Cerpen dari salah seorang teman saya di facebook yaitu kakVittriie Arhyanii'syafitrie Ciie-ariiehz  terima kasih ya kak :) langsung aja deh, cekidooottt !!!












Muhammad Rizky

Binti

Pratama

Lahir 3 maret 1981

Wafat 4 Desember 2006

6 tahun berlalu setelah kak Iky meninggalkanku sendiri. Sosok kakak yang begitu aku sayangi. Sosok kakak bagai pahlawan ke-2 bagiku meninggalkanku karena penyakit kanker darah yang memisahkan aku dengannya. Di nisan itu jelas tertulis namanya, didepan gundukan tanah yang sudah lama ini aku duduk, mengukir seucap doa untuk sang pahlawanku ini, dan hanya sekedar membasahi makamnya yang telah mengering. Mungkin tak pernah ada yang merawatnya sejak 1 tahun yang lalu aku terakhir datang mengunjunginya. Aku Tio, Muhammad Prasetyo, usiaku kini 25 tahun. Aku bekerja disalah satu rumah sakit ternama di kotaku. Ya aku seorang dokter, namun tanpa sang pahlawanku aku tak akan mampu meraih semua itu. Sang pahlawan yang rela melakukan apapun demi melihatku bahagia walau dia tau dia ada diambang kematian. Surat terakhir darinya masiih aku genggam, surat lusuh 6 tahun yang lalu.

◊◊◊

“Kakak,,, kakak jangan berhenti kuliah. Biarlah Tio yang berhenti. Lagian tanggung banget kakak lagi sebentar skripsi,,,  sedangkan Tio baru kelas 2 SMA”ujarku menolak keputusan kakaku yang ingin berhenti kuliah

“justru karena kau baru SMA Tio, kakak ingin kau merasakan indahhnya masa SMA. Masalah kakak Ah, janganlah kau fikirkan itu, lagipula mana ada biaya kakak untuk melanjutkan kuliah, biaya untuk skripsi tidaklah murah, biar kau saja yang meraih mimpimu, disini kakak yang bertanggung jawab, kau bahagia,kakak pula yang bahagia. Tetaplah kau bersekolah Tio “ jawab kakaku santai sambil meninggalkan aku yang termenung meresapi kata-kata kakaku. Tiba-tiba bulir demi bulir air mataku jatuh, yah aku menangis. Cengeng memang, aku lelaki kelas 2 SMA menangis. Tapi tak apalah.

            Hari ini tepat 1 minggu kematian ke dua orang tuaku. Benar-benar ironis, mereka meninggal secara bersamaan meninggalkan aku dan kak Iky sendirian. Dulunya kami tak perlu harus memilih antara sekolah ataupun tidak, karena memang orang tuaku bisa dikatakan kaya raya. Namun semenjak orang tuaku bangkrut  3 minggu yang lalu, kita semua harus memilih. Apalagi 1 minggu setelah itu ayahku  meninggal akibat serangan jantung, kemudian disusul oleh ibuku yang belum bisa menerima kematian ayah. Jadilah tinggal kami berdua sekarang. Tak ada harta yang ditinggalkan kedua orang tua kami. Hanya sepeser uang, itupun tak seberapa untuk membiayai hidup kami, bahkan tempat tinggalpun kami tak ada, semua telah disita oleh bank. Sekarang kami mengontrak dan kak Rizkylah yang membanting tulang untuk membiayai semuanya sampai harus mengorbankan kuliahnya yang hanya tinggal hitungan bulan lagi.

            Kak Rizky, aku biasanya memangginya kak Iky, panggilan kesayanganku. Sosok pahlawan bagiku. Namun entah mengapa, sosok kakak yang dulu pendiam kini berubah 180 derajat, kini dia berbeda. Sejak ayah dan ibu meninggal dia menjadi lebih ceria, selalu menampakan senyum termanisnya didepanku. Perubahan yang sungguh aneh. Atau mungkin dia hanya ingin membuatku terus tersenyum dengan candaannya agar aku lupa dengan keadaan kita sekarang,ah ia, dia memang tak ingin membuatku bersedih, dia memang tak akan pernah bisa melihatku menangis.

◊◊◊

“Hay Hpku mana yah,,,,,” batinku dalam hati sambil mengobrak abrik kamarku.

“ah sialan, gag ada dimana-mana, jelas-jelas tadi ada, loh kok sekarang bisa hilang. Masa sih ada tuyul ngepet pagi-pagi gini...”ujarku kesal sambil menendang tembok dan alhasil kakiku memar

“walah, sial benar nasipku “ ujarku meringis sambil berjaan keluar

“ Kak, lihat HP Tio gag,,,,”?tanyaku,,,,

“Gag tuh,,,,penyakit kau kumat lagi tu dek”jawabnya sekenanya

“ah kakak,,,,hmm Mana yah....” tanyaku binging sambil melanjutkan pencariianku

10,20,30 menit berlalu, ah aku lelah, hp itu tak kunjung aku temui. Biarlah. Mungkin jika memang jodoh bakal kembali kali yak.hehhee. dan akupun merebahkan tubuh di sopa ruang tamu, namun baru saja aku ingin menikmati kelelahanku tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu. Akupun bangkit dan membukakan pintu. Ku lihat sosok perempuan, sepertinya aku mengenalnya

“Nanda.....?”tanyaku

“Ia Tio, ini aku Nanda”jawabnya ceria

“loh, Ngapain kamu kesini....?”tanyaku aga tak suka, aku memang tak pernah suka jika ada teman wanitaku berkunjung ke kontrakanku ini

“Loh, bukannya kamu yang menyuruhku datang kesini toh Tio,,,,”Jawabnya bingung

“Aku,,,? aku tak pernah menyuruhmu datang kesini, kapan?”tanyaku bingung

“Kau lupa Tio, mungkin kau juga lupa bahwa kita telah jadian “

“Walah, kapan kita jadian Nanda, aku pun tak tau,,,,?”tanyaku semakin bingung

“Baru saja, 20 menit yang lalu aku menelfon kau, aku menyatakan perasaan aku kekau dan kau menerimaku, kemudian kau menyuruhku kesini...”ujarnya polos

“Telpon, ah Nanda, aku tak pernah mengangkat telpon kau. Sejak setengah jam yang lalu Hpku hilang,,,, akupun tak tau sekarang dimana....”ujarku menjelaskan

“Jadi.....”tanya Nanda lagii

Aku sudah tak sabar lagii, ah pasti ini ulah kak Iky,, kakaku yang satu ini memang jahil

“KAKAAKKKKKKKKKKKKKKKKKK”Teriakku keras sekali

“Ada apa toh adekku tersayang ?”tanyanya dengan senyum yg tanpa dosa itu

“Kakak balikin deh HP adek, jangan usil napa “ ujarku dengan tampang galak

“Neh, makanya jangan jadi orang pelupa....” ujar kakaku sambil terkekeh

Sialan,ne orang sukanya mengerjaiku

“Lanjutlah pacarannya dek,,,,Hahahha,,,,,”  tawanya sambil meninggalkanku dengan Nanda.

Dia tertawa bahagia. Sialan

            Ah, aku harus bagaimana sekarang. Menjelaskan pada Nanda kalau aku tak menyukai dirinya, lagi pula aku sedang tak ingin pacaran, aku tak mau gara-gara pacaran membuat pengorbanan kakak Rizky sia-sia.

“Tio....”panggil Nanda membuyarkan lamunanku

“Iya Nan,,,,?”tanyaku gugup

“Bagaimana....?”tanyanya lagii

“Bagaimana apanya.....?”tanyaku pura-pura tak tahu

“Hubungan kita,,,,?”

“Ah, maafkan aku Nanda,bukannya aku tak menyukaimu, benar aku menyukaimu namun hanya sebatas teman saja, lagipula aku sedang tak ingin berpacaran...”jawabku hati-hati

“Baiklah Tio, aku mengerti. Namun kita masih bisa berteman kan”?tanyanya penuh harap. Kulihat matanya basah, mungkinkah dia menangis? Ah aku merasa berdosa, aku memang tak mengerti wanita.

“Iya Nanda, aku mohon maafkan aku, maafkan aku dan kakakku yang telah mengerjaimu...” jawabku gamang

“Baiklah Tio, aku sudah maafin kok, lagi pula kau tak salah...”ujarnya sambil berlalu meninggalkanku yang masih bimbang dengan situasi ini.

Ah kak Rizky, sungguh aku sangat kesal dengannya hari ini. Tega benar dia melakukannya padaku. Aku beranjak dari tempat dudukku menuju kamar kak Iky, ingin memakinya sepuas hatiku, namun sebelum aku mengetok pintu kamarnya, aku mendengar suara batuk dari dalam, suara kak Iky, menahan batuknya agar tak ada yang mendengar. 1,2,3, kali batuk itu terdengar dan makin parah. Rasa amarahku yang tadi memuncak kini berganti dengan rasa khawatir

“Kakak,,,,kakak gag kenapa” kan...?”tanyaku khawatir

“Gag dek,, adek istirahat gih , kakak baik-baik saja, cuman batuk biasa kok” jawabnya dari balik pintu

“Beneran,,,,?”tanyaku tak percaya

“percalah dek, kakak baik-baik saja, lagian kakak sudah minum obat kok, sana gih ke kamar kakak mau istrahat....”

            Dengan langkah berat aku tinggalkan kakaku sendirian dengan sakitnya, dia tak membiarkan aku untuk mengurusnya. Padahal jika ku sakit, dialah orang yang paling khawatir denganku. Ada rasa yang mengganjal dihatiku, entah itu apa. Aku sungguh takut jika terjadi sesuatu dengannya.

“Ah,,, kakak, aku takut kakak meninggalkanku....”batinku, namun segera ku tepis dalam-dalam fikiran itu.

“cepat sembuh kak” batinku

◊◊◊

“Dek, adek kenapa.....?”tanya kakak Iky panik ketika aku tak bisa bangun dari tempat tidurku,wajahku pucat, aku tak menjawab pertanyaan kak Iky

“Badan kau panas dek,, wajahmu pucat,...ayo kita ke dokter....”ujarnya, terlihat raut wajahnya sangat khawatir

Aku hanya menggeleng, tak ingin menghabiskan uang jerih payah kakaku hanya untuk berobat, lagian aku hanya sakit biasa, tak perlu dikhawtirkan. Namun sepertinya kakaku tak menghiraukanku, digendongnya aku menuju rumah sakit. Rumahku memang agak terpecil jauh dari keramaian kota. Dengan sabar kakaku menggendongku ke rumah sakit karena memang aku tak kuat untuk berjalan. Aku lihat peluh diwajahnya, tak sedikitpun ia hiraukan. Napasnya mulai tak teratur. Oh kakaku, begitu besar pengorbananmu untukku. Ah aku sudah tak kuat lagi, aku tak kuat lagi berpegang dileher kakaku, dengan sigap dia menahanku dengan kedua tangannya agar aku tak terjatuh

“Sabar dek,,,, sabar,,,,please..”ujarnya,,,, ada setetes air mata jatuh dipipinya, aku dapat merasakan itu, ya dia menangis. Namun aku tak bisa merasakan lebih lama lagi air matanya yang jatuh, tiba-tiba semua gelap, sangat gelap. Mungkinkah aku mati? Oh jangan, aku belum ingin mati, aku belum membahagiakan Kakak Iky,,,,,

◊◊◊

Aku terbangun dari tidurku, kulihat Kak Iky tidur disampingku. Ah aku ada dirumah sakit Rupanya.

“Kakak,,,,”panggilku perlahan, keadaanku sudah makin membaik

“hmm, adek udah bangun to”?tanya kak Iky tersenyum

“Tio sakit appa kak...”?tanyaku

Kak Iky hanya menggeleng diikuti dengan senyum khasnya

“Kenapa kita masih disini kak..?,ayo kita pulang, kita kan tak punya biayai buat opname dirumah sakit....” ujarku

“Jangan dipikirin, uang tak masalah bagi kakak, yang penting adek bisa sembuh itu yang terbaik buat kakak “jawab kakaku sekenanya

Lagi dan lagi aku di buat terkesan oleh sosok kakakku ini, rela melakukan apapun demi aku. Dan aku hanya bisa menghabiskan hasil jerih payahnya selama ini. Akupun mulai menangis

“Hey,,, adek kenapa menangis,,,?apa yang sakit dek, kasi tahu kakak...?”tanya Kak Iky mulai khawatir melihatku menangis

Aku hanya menggeleng, berusaha bangkit dari tidurku, lalu memeluk kak Rizky, menangis sejadi-jadinya. Kak Rizky membiarkanku menangis dipelukannya. Aku benar-benar merasa nyaman ada disampingnya merasa kembali kemasa kanak-kanak ku dulu yang bisa bermanja ria dipangkuan ibuku namun sekarang aku ingin bermanja dipelukakkan kakaku tercinta.

“hey sudah, jangan menangis lagi,, kalau kau menangis cuman karena uang, janganlah menangisi itu dek, kakak bisa cari lagi, namun kalau adek ada appa-apa kakak tak bisa menemui adek seperti kau lagii “ jelasnya padaku seolah mengerti apa yang aku rasakan.

“Kakak,, aku sanyang kakak,,,,”bisiiku pelan ditelinganya sebelum melepaskan pelukanku

Kakak Rizky hanya tersenyum......

◊◊◊

1 tahun sudah berlalu sejak kematian kedua orang tuaku. Aku tak bisa berdiam diri melihat kak Iky pulang malam hanya itu mencari sesuap nasi. Selalu dan selalu begitu. Eh apa yang dia kerjakan diluar sana sampai harus pulang selarut malam ini

“Kakak,,, pulang malem lagi....” Tanyaku tak suka dengan kelakuannya

“Kau belum tidur dek....” Tanyanya mengalihkan petanyaanku,kulihat peluh membasahi seluruh tubuhnya

“jangan mengalihkan pertanyaan kak, apa yang kakak lakukan diluar sana sampai harus pulang selarut ini,,,?” tanyaku agak keras

“Kau tak perlu tau dek,,,,,jangan urus kakak,, sana tidur....” jawabnya santai sambil masuk kekamarnya. Dengan geram aku melangkah masuk kekamarku. Ah kakakku berubah. Ada apa dengannya, tak biasanya dia pulang selarut ini. Sudah hampir 6 bulan dia lakukan semenjak Percakapan 6 bulan yang lalu,dan percakapan itu mulai terngiang lagi diotakku,,

“Kau mau lanjut kuliah kemana dek,,,,”tanya kakak Iky

Aku hanya diam, tak ingin membebani kak Rizky dengan cita-citaku yang setinggi langit ini

“jawab dek,,,,”

“jangan ragu, katakanlah,,, kakak akan lakukan apapun demi membuatmu bahagia...”ujar kak Iky

“Dokter,,,,”Jawabku agak ragu, takut kak Iky akan membentakku dengan keingin konyol yang memerlukan biaya mahal meskipun dengan beasiswa

“Baiklah dek, kakak akan usahakan,,,,”Ujarnya sambil memukul bahuku kemudian berlalu meninggalkanku.

            Ah, mungkinkan karena itu kakak selalu pulang larut malam? Tapi kenapa dia lagi-lagi harus menyiksa dirinya hanya untuk kebahagian aku? Sedangkan kebahagian dia tak pernah dia fikirkan sedikitpun. Aku tak pernah mengerti jalan pikirannya Kak Rizky, bahkan pekerjaannya pun tak pernah aku ketahui secara pasti, dan akupun tak pernah menanyakannya. Aku tak ingin menyinggung hatinya yang telah berkorban banyak untukku ini. Namun aku putuskan untuk mencari tau semua itu. Mulai besok.

◊◊◊

Hari ini aku memutuskan untuk mengikuti segala gerak-gerik kak Rizky. Aku ingin tau apakah dia menghidupiku selama ini dengan uang halal ataukah haram. Kusiapkan diriku sedini mungkin, dan ternyata kak Rikzy sudah bersiap akan berangkat. Sejak 6 bulan terakhir ini aku tak pernah tau jam berapa kak Iky akan mulai berangkat kerja. Begitu dini jam 04.00, untung saja aku sudah terbangun sejak tadi. Namun sebelum kak Iky berangkat kerja tak lupa dia menyiapakan sarapan untukku, dan sepucuk surat pastinya. Kebiasaan yang selalu dia lakukan sebelum berangkat kerja. Ku lihat dia telah keluar dari rumah. Sekilah kupandangi surat yang tergeletak di meja makan

            Selamat Menikmati sarapan Pagi dek,,,,,,, happy weekend.....kakak kerja dulu. Awas jangan nakal J

            Aku tersenyum tipis. Surat yang sama di harii minggu. Kakaku memang tau cara membuatku tersenyum. Akupun bergegas mengikuti kakakku. Dari kejauhan kulihat dia berjalan di tengah gelapnya subuh. Setapak demi setapak jalan yang dia lalui, tak terlihat sedikitpun wajah enggannya, dengan sabar dia lakukan perjalanan jauh ini.

            Tak terasa sudah lumayan jauh aku berjalan, aku sudah mulai lelah, namun tekatku sudah bulat. Waktu sudah menunjukan pukul 04.30 setengah jam sudah aku berjalan. Aku melihat kak Rizky, tak sedikitpun menampakkan wajah lelah dan astaga aku baru menyadarinya dia tak menggunakan bus atau semacamnya untuk menuju tempat kerjanya, dia  lebih memilih jalan kaki, padahal sendari tadi sudah banyak bus yang berkeliaran disepanjang jalan. Namun mengapa kak Iky lebih memilih berjalan kaki? Apa dia tidak ingin menghabiskan uangnya hanya untuk kebahagianku. Lagi-lagi aku dikejutkan akan sosok kakakku ini. Adik macam apa aku ini, yang tak tau banyak tentang sosok kakaknya yang rela berkorban demi seorang adik yang tak pernah tau banyak tentang kakaknya sendiri. Aku malu dengan diriku sendiri, bahkan aku malu dengan kak Rizky.

            Aku melihat kak Iky memasuki sebuah rumah makan cukup besar, sepertinya dia bekerja disana. Aku menunggu, 15 menit berlalu, aku putuskan untuk mencari celah  kecil menuju dapur, agar aku bisa melihat apa yang sedang dikerjakan kakakku di pagi buta ini. 10 menit mencari, akhirnya aku temukan, aku melihat dari sela-sela jendela, ah ku lihat kak Rizky sedang mencuci piring, dan piring itu benar-benar banyak dan anehnya dia hanya mengerjakannya sendiri. Aku terpana, ingin rasanya aku membantu kakak Iky, namun aku sadar jika aku kesana hanya akan membuat kak Iky marah. Aku hanya diam memandanginya, dari kejauhan ku lihat peluh tanda dia mulai lelah, namun dia tidak berhenti sedikitpun dari pekerjaannya. Aku menangis, dan aku memang harus menangis karena pengorbanan yang begitu besar untukku.

            12 jam sudah aku menunggu pekerjaan kakakku, ku lihat dari kejahuan dia begitu semangat melayani pembeli. Kak Iky tak pernah mengeluh sedikitpun bahkan dia selalu menampakan senyum termanisnya di depan pembeli. Dan akupun melihat kak Rizky keluar dari rumah makan, rupanya pekerjaanya sudah selesai, namun aku heran mengapa dia selalu pulang larut malam sedangkan jam 04.30 dia sudah selesai bekerja. Tanpa pikir panjang lagi akupun mengikutinya, ternyata tak jauh dari rumah makan itu ada sebuah rumah sakit cukup megah. Kak Rizky memasukkinya.

“Rumah sakiit,,,,ada apa ini...” batinku mulai gelisah

            Kak Rizkypun memasuki ruang pemeriksaan setelah lama menunggu di lobi,samar-samar aku menguping pembicaraan dokter dan kak Rizky

“Gimana, obatnya diminum terus kan...”tanya dokter itu

            Obat,,, sejak kapan kakak harus minum obat, dan kakak sakit apa? Aku tak mendengar jawaban Kak Rizky

“Bagus, kamu harus banyak istirahat, jangan terlalu lelah, dan jangan lupa obatnya harus selalu diminum...

“Baik dok,,,,”jawab Kak Rizky, akupun segera bersembunyi.

Ingin rasanya aku bertanya pada dokter sebenarnya kakaku sakit apa, namun aku tak ingin kehilangan jejak kak Rizky. Ah dokter menyuruhnya untuk beristirahat sedangkan waktu yang dia gunakan untuk istrahat hanya sedikit.

“ sebenarnya kak Rizky sakit apa....” pertanyaan itu terus terngiang-ngiang diotakku, membuatku semakin resah

“Ah, biarlah nanti aku tanyakan pada dokter...”

            Akupun kembali mengikuti kak Rizky, kali ini setelah 20 menit berjalan dia memasuki sebuah pabrik, rupanya dia juga bekerja disana sebagai buruh. Astaga, dia buruh..? tak pernah aku berfikri kakak akan memilih pekerjaan itu. Pekerjaan berat yang sangat menyita tenaganya... dia tak pernah malu untuk melakukan semua itu. Air mataku mengalir lagi. Apa yang bisa aku lakukan demi membuatnya bahagia? Sedangkan selama ini hanya dia yang membuatku bahagia. Ku seka air mataku, ku putuskan untuk melangkah pulang kembali kerumah sakit, menanyakan prihal sakitnya kak Iky.

◊◊◊

“Apa...? kanker darah....”tanyaku lagi seolah tak percaya apa yang dikatakan dokter

“Ia, sejak 1 tahun yang lalu....”jelas dokter

“Lalu....”tanyaku mulai gamang

“Jaga kakakmu dengan baik, jangan biarkan dia lelah. Pastikan dia selalu check up....” jelas dokter

“Apa kakak pernah melakukan oprasi “tanyaku ragu

“Kakakmu tak ingin melakukan oprasi, aku sudah berkali-kali memaksanya dengan memberi keringan biaya, tapi dia keras kepala. Tak ingin, katanya uangnya lebih baik dipakai buat mewujudkan impian adiknya itu sebabnya dia hanya berobat saja....”jelas dokter lagi

Aku hanya mengganguk, mohon pamit kepada dokter. Lagi-lagi aku dikejutkan oleh sosok misterius kakakku. Aku memang tak tau banyak tentangnya. Yang aku tau dia hanya ingin membahagiakanku, tapi tak begini caranya. Dia terlalu bodoh kalau dia anggap dengan uang aku bisa bahagia. Dia bodoh, aku hanya bisa bahagia jika dia aada disampingku. Bukankah dia pernah berkata jika uang tidaklah masalah, yang penting kebahagianmu. Ah, sekarang apa? Aku tak peduli dengan semuanya yang aku peduli hanya bagaimana caranya agar kak Iky tetap ada disampingku, yang aku mau dia tak pergi. Aku takut jika dia harus pergi. Sungguh aku takut.

            Aku berlari menuju kontrakanku, tak kuasa lagi menahan tangis. Aku takut kak Iky akan meninggalkanku seperti ayah dan ibu. Oh Tuhan janganlah kau ambil Kak Iky. Namun tiba-tiba saja amarahku memuncak. Aku merasa telah dibohongi, aku merasa kak Iky tak pernah sayang padaku. Aku benar-benar benci jika diperlakukan seperti anak kecil. Aku benci dengan keadaan ini. Dan aku tak mau keadaan dulu terulang lagi dikehidupanku.

◊◊◊

Seminggu sudah sejak kejadian itu. Aku masih marah dengannya, tak pernah sedikitpun aku memperdulikan kak Iky, aku tak pernah mau berbicara padanya. Kak Iky heran melihat perubahan sikapku. Dia mencoba mendekatiku, namun tak sedikitpun aku mau berbicara dengannya. Jahatkah aku...?

Aku benar-benar marah padanya, bahkan sarapan yang dibuatkan untukku tak pernah aku sentuh sedikitpun, sampai pada akhirnya kak Iky memutuskan untuk tidak bekerja hari ini dan mengajakku berbicara. Aku sedikit luluh

“Kau kenapa dek,?sudah seminggu ini kau tak ingin berbicara denganku, katakan yang sebenarnya...”tanya kakakku,kulihat wajahnya pucat

“Aku tau kak,, aku tau,,,,”jawabku tak bisa menahan tangis

“Tau apa dek,,,?”tanyanya bingung

“Kakak egois,,, kenapa kakak hanya mementingkan kebahagianku, kenapa kakak tak pernah memikirkan hidupmu kak,,kenapa? Kau salah jika mengira aku akaan bahagia dengan uang kak, kau salah besar, satu-satunya kebahagianku hanya jika kau ada disampingku, kau bahagia,akupun bahagia. Bukannkah kau pernah bilang jika uang tak menjadi masalah, yang penting kebahagianku.”aku menghela nafas sebentar

“aku juga begitu kak, uang bukan segalanya bagiku, kau segalanya bagiku kak, dan sekarang kau akan meninggalkanku...hikhik” jelasku sambil menangis

“kenapa kau tak pernah memberi tau aku tentang sakitmu kak, kenapa,hikhik,,,

Apa aku bukan siapa-siapa lagi untukmu kak,?tak berartikah aku kak?

Kulihat ada satu bulir air mata jatuh diwajah Kak Iky, kak Iky menangis,,,,

“Maafkan kakak dek, inilah yang bisa kakak lakukan sebelum kakak meninggalkanmu...huukhuk,kau sangat berarti untuk kakak dek”ujarnya sambi terbatuk

            Astaga darah segar keluar dari mulutnya, aku melihatnya kak Iky berusaha menahan darah itu agar tak keluar, namun apa dayanya darah itu semakin banyak. Tepat dihadapanku kak Iky mengeluarkannya, sosok yang selama ini ku lihat tegar kini torgolek lemah dipangkuannku...

“KAKKKKKKKKKKAKKKKKKK”pANggilku

Namun kak Iky tak menjawab, akupun menggendongnya, sama seperti dia mengendongku saatku sakit, aku berlari melewati jalan setapak. Tak ada bus yang melintas. Aku menangis. Semua orang melihatku.aku tak peduli,yang aku peduli bagaimana kak Iky tak meninggalkanku. Tak terasa, aku telah tiba di Rumah sakit dimana kak Iky selalu check up. Dengan sigap perawat membawa kak Iky ke ruang ICU.

◊◊◊

            Aku duduk disamping ranjang kak Iky,dokter menyuruhku masuk. Kak Iky ingin berbicara denganku.

“adek....”panggilnya

Aku tak menjawab, aku hanya bisa menangis

“jangan menangis dek,,,, “ujarnya pelan sambil mengusap air mataku

“Kejar terus mimpimu walau tanpa kakak....”ujarnya lagi membuatku semakin menangis

“Ayolah dek jangan menangis, itu hanya membuat kakak tak tenang....” tambahnya lagi

“maafin Tio kak, udah cuekin kakak, seharusnya Tio tau lebih awal tentang penyakit ini kak, seharusnya Tio yang bekerja untuk kakak,seharusnya Tio,,,,,”

“kakak sudah maafin kok,,, ini memang tugasnya kakak”potong kak Iky

“Dek, maafin kakak,bukan maksud kakak buat nyembunyiin ini semua dek, tapi kakak paling tak bisa melihat adek menangis apalagi karena kakak,maafin kaka dek, kakak sudah gag kuat lagi,,,jangan menangis ya dek,,, kakak sayang adek...”ujarnya lagi sebelum ia menutup matanya untuk terakhir kalinya.

“Kakak,, please kakak, bangun,,jangan tinggalkan Tio,,, Tio gag akan pernah bisa hidup tanpa kakak” panggilku sambil mengguncangkan tubuh kak Iky,,nihil, dia ta terbangun. Dia telah meninggalkanku untuk selamanya. Ah adik macam apa aku ini, mengapa disaat detik-detik terakhir hidupnya aku malah membencinya, tak pernah membuatnya bahagia. Seharusnya aku menjaganya, membuatnya tersenyum. Namun apa yang aku lakukan,,,?

Aku sunggu menyesal

“Maafkan aku kak....”

◊◊◊

            Kini tinggal aku sendiri dipemakaman, memandangi gundukan tanah yang masih basah. Gundukan tanah yang baru saja mengubur jasad kakaku tercinta, sosok pahlawan bagiku. Aku belum bisa mengikhlaskannya, aku belum mampu hidup tanpanya. Namun aku tau jika ku terus menangis dia tak akan pernah tenang. Kakak akan ku coba merelakanmu.

            Aku buka surat terakhir darinya

Untuk addiku tercinta

Salam hangat dari kakak yang selalu menyanyangimu



“Hey,,,,

Jangan menangis sayang,,, jangan cengeng. Adek udah gede, jadi malu donk buat nangis.hehehe. mungkin pas adek baca surat ini, kakak udah gag ada. Tapi jangan menangis yah,, kakak paling gag bisa lihat kau menangis dek. Karena kakak sangat menyanyangimu. Hehehe

       Adek, jangan putuskan cita-citamu, kakak ingin melihatmu menjadi seorang dokter. Lakunkalah demi kakak dek, usaha.ok, kakak sudah menyiapkan semuanya di amplop coklat itu. Itu hasil peninggalan ayah dan kerja kakak selama ini, Mungkin cukup untuk membiayai masuknya kamu kesekolah kedokteran. Tapi awas, jangan kecewakan kakak, ntar kakak timpukin adek pake batu loh klo berani-berani ngecewainn kakak.hehehe

       Adek, lakukanlah, jangan berhenti ditengah jalan, kakak akan sangat bangga denganmu. Dan maafkan kakak yang tak pernah bisa membahagiakanmu selama ini. Kakak bukanlah sosok kakak yang terbaik buatmu, kakak lakukan sebisa kakak agar kau bahagia.

Masalah penyakit itu, maafkan kakak, memang sudah takdir kakak harus mengidapnya, dan maafkanlah kakak jika tak pernah memberitahumu, kakak hanya tak ingin membuatmu menangis apalagi khawatir denganku. Kakak tak ingin dengan sakitnya kakak ini membuat kau tak ingin melanjutkan cita-citamu. Kakak tau yang terbaik untukmu dek....

Jangan diri kau baik-baik disana addiku. Jangan menangis. Relakan kepergian kakak agar kakak selalu tenang,inget loh doanya jangan sampe putus...hehhehe

Kakak tau, kamu pasti bisa dek,,,,

Salam Manis dari kakakmu yang selalu merindukanmu “

Habis sudah air mataku untuk menangisi semua ini,,, dia memang kakak terbaiku, dia tau bagaimana membuatku tersenyum. Sosok kakak yang  lebih mementingkanku dari pada penyakitnya, ah mulai saat ini aku bertekad akan mewujudkan cita-citaku demi kakakku, demi kak Rizky. Aku berjanji tak akan mengecewakanmu kak....

◊◊◊

          Aku menangis lagi, mengenang kenangan 6 tahun yang lalu. Mengingat segala memori tentang sosok pahlawanku, dan itu tak akan pernah tergantikan sampai sekarang.

          Aku bangkit dari dudukku, ada tangan halus menggapai membantuku, ya dia Nanda, wanita yang selama ini selalu menemaniku sejak kak Iky meninggal, wanita yang dulu pernah di kerjai oleh Kak Iky, ya kini dia menjadi istriku. Menerima segala kekuaranganku. Akupun menggapai tangannya, dengan lembut dia usap pelan pipiku menghapus air mataku,sebelum kami bergandengan tangan melangkah meninggalkan makam. Disamping kananku aku melihat sosok istriku tersenyum. Dan disamping kiriku, aku melihat sosok pahlawanku tersenyum bangga terhadapku. Dan kami bertigapun berjalan berdampingan menyusuri jalan setapak.

◊◊◊

END

Sumber : https://www.facebook.com/#!/notes/vittriie-arhyaniisyafitrie-ciie-ariiehz/surat-terakhir-untuk-tio/10150547935588185
READ MORE - Cerpen Sedih : SURAT TERAKHIR UNTUK TIO

Cerpen Sedih : Ketulusan Cinta Seorang Istri

Cerpen Sedih : Ketulusan Cinta Seorang Istri ~ Hmm, kali ini kita nyimak cerpen sedih dulu ya sobat Nuansa, dijamin bikin kita terharu deh ^_^ . langsung aja ya sob, nih Cerpen Sedih : Ketulusan Cinta Seorang Istri. Rasanya ingin aku menghilang dari tempat ini. ingin aku menutup wajahku dan berlari menjauh. namun istriku terlihat begitu santai dengan ini semua. istriku sama sekali tidak mempedulikan tatapan mata mereka semua. Walaupun mereka semua adalah sahabat SMA kami dulu, namun tatapan mereka padaku telah berubah.

Wajar saja, ini adalah reuni SMA kami setelah dua puluh tahun. Sahabatku semua sudah berubah. Aku dan istriku adalah teman satu angkatan dulu. Jadi kami berdua menghadiri reunian ini dan berharap bisa bernostalgia dengan masa-masa SMA dulu. Namun semua berbeda dari apa yang aku harapkan.
READ MORE - Cerpen Sedih : Ketulusan Cinta Seorang Istri