Nuansa Remaja

Blog Remaja Indonesia

Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #16

"Wah.. Dia manis sekali.." gumam Karin sambil terus memandangi wajah Daniel yang masih tertidur pulas. Kepalanya sesekali tertarik kebelakang dan terangguk-angguk kedepan, membuat Karin gemas dan tertawa kecil.

Karin tertegun saat melihat bibir merah alami milik Daniel, ingatannya langsung membawanya kembali ke kejadian beberapa hari lalu saat dirinya mencium lelaki itu. Kejadian paling memalukan dalam hidupnya.

"Hey.. Tidak salah juga aku menciumnya.." gumam Karin, namun detik berikutnya, gadis itu membolakan matanya. Buru-buru ia menggelengkan-gelengkan kepalanya sekuat tenaga, seolah berusaha menyadarkan diri dari pesona Daniel dan ingatan mencium lelaki itu.

Karin langsung merutuki dirinya yang bisa-bisanya mengatakan bahwa tidak salah juga mencium Daniel, gadis itupun memukul-mukul kepalanya berulang kali.

"Apa yang ku katakan? Apa yang ku katakan? Bisa-bisa nya aku terhipnotis olehnya! Tidak-tidak! Aku tidak boleh terpesona dengan wajah malaikatnya! Dia itu seperti setan!" gerutu Karin dengan suara seperti bisikan. Ia lalu bergegas bangkit namun terlambat karena Daniel perlahan membuka matanya. Karin refleks menunduk ke bawah meja sambil berharap Daniel tidak melihatnya.

"Aduh.. Bagaimana ini? Bagaimana ini?" gerutu Karin dengan mulut komat-kamit.

"Heh! Apa yang kau lakukan disitu?"

Pertanyaan singkat dari Daniel seketika membuat Karin menegang. Gadis itu bertambah panik dan berusaha memikirkan alasan yang tepat.

Daniel mengernyitkan keningnya karena tak mendapat respon dari Karin, lelaki itupun segera berdiri dan berjalan mendekati Karin yang masih berjongkok di bawah mejanya dan membelakanginya. Alis Daniel tertaut heran melihat tingkah sekretarisnya itu.

"Kau ini kenapa?" tanya Daniel penasaran. Karin tetap tak mau berbalik dan merespon pertanyaannya. Hal itu membuat Daniel bertambah penasaran.

"Kau mencari sesuatu?" tanyanya kemudian. Karin tertegun, benar juga. Itu alasan yang tepat, pikirnya.

"Ah.. Aku mencari.. Antingku.. Tadi terjatuh.." ucap Karin, tangannya langsung meraba-raba diatas lantai, demi meyakinkan Daniel bahwa dirinya memang tengah mencari sesuatu yang ia sebut adalah antingnya.

Daniel masih mengernyit lalu berjongkok tepat di belakang Karin dan berusaha melihat wajah gadis itu, tapi Karin senantiasa menyembunyikannya.

"Antingmu jatuh?" tanya Daniel. Karin mengangguk cepat.

Evil smirk Daniel tersungging ketika melihat sepasang anting masih terpasang rapi di kedua telinga Karin. Tak ada yang jatuh, ia tau Karin membohonginya.

"Sebelah mana yang jatuh?" tanya Daniel sambil menahan tawa.

"Um.. Kanan.. Ku rasa.." jawab Karin.

"Kalau begitu.. Ini apa?" tanya Daniel lagi kali ini tangannya menunjuk anting Karin di telinga kanannya. Karin tersentak kaget, saking kagetnya sampai terlonjak dan kepalanya membentur meja.

Daniel tak dapat menahan tawanya lagi, lelaki itu terduduk di lantai sambil tertawa puas sementara Karin meringis sambil sibuk mengusap kepalanya.

"Heh! Berhenti menertawaiku!" pekik Karin emosi sambil menoleh kearah Daniel yang asik tertawa.

"Kau.. Kau benar-benar.. Bodoh.." ucap Daniel di sela tawanya.

"Apa kau bilang? Kurang ajar!" Karin bersiap memukul Daniel tapi kepalanya malah terjeduk meja lagi, seketika tawa Daniel bertambah keras. Mata lelaki itu sampai berair dan itu membuat Karin benar-benar jengah.

"Itu akibat karena kau membohongiku!" tukas Daniel yang tawanya mulai mereda, iapun bangkit berdiri dan bersandar di meja kerjanya.

"Ayo, berdirilah.." kata Daniel sambil mengulurkan tangannya. Daniel menatap keki uluran tangan Daniel kemudian menepisnya dengan kasar. Gadis itu memilih berdiri sendiri, tapi kali ini lebih hati-hati.

"Mencoba membohongiku benar-benar perbuatan bodoh.. Anting yang mana yang jatuh? Kedua anting murahan mu itu masih terpasang dengan baik! Lain kali kalau mencari alasan.. Gunakan akal sehatmu.." ucap Daniel dengan sedikit senyum di sudut bibirnya. Karin memandangnya kesal.

"Aku tau, kau memandangiku saat aku tidur tadi kan?" terkaan Daniel seketika membuat mata Karin membola lebar. Lalu gadis itu lekas menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Siapa yang memandangimu? Jangan terlalu percaya diri!" sanggah Karin. Daniel tersenyum kecut.

"Kau pikir aku tidak tau!? Kau malah mengataiku manis.."

Mata Karin semakin terbelalak lebar, wajahnya memerah karena malu. Bagaimana bisa Daniel mengetahui hal itu.

"Kau pura-pura tidur ya?!" terka Karin.

"Aku benar-benar tidur! Tapi aku tahu dan menyadari saat seseorang memandangiku.. Aku juga bisa mendengar suaranya! Jadi.. Apa aku benar-benar manis?" Daniel tersenyum menggoda sambil menatap Karin yang menjadi salah tingkah.

"Kau.. Kau tidak mengerti! Maksudku.. Kau terlihat manis saat tidur! Karena saat itu kau tidak mengoceh dan mengomel! Itu saja.. Aku tidak ada maksud lain!" terang Karin gugup. Daniel semakin bernafsu menggodanya.

"Benarkah? Jadi saat aku mengomel.. Aku tidak manis?" tanya Daniel, Karin mengangguk cepat. Daniel langsung mendekat kearahnya dengan senyuman nakal.


Artikel Menarik Lainnya

0 Responses to “Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #16”

Posting Komentar