Nuansa Remaja

Blog Remaja Indonesia

Tampilkan postingan dengan label Bagian 15. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bagian 15. Tampilkan semua postingan

Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #15

Karin dan gadis disampingnya terlojak kaget ketika pintu toilet di dobrak dan kedua gadis itu langsung menoleh kearah pintu dan melihat Daniel berdiri disana.

Kedua gadis itu melotot, yang satu melotot karena Daniel berani-beraninya mendobrak pintu toilet wanita dan yang satu lagi melotot karena tak menyangka Daniel ada disini, di cafe yang sama dengannya. Sementara Daniel hanya menatap mereka dengan wajah santai.

"Heh! Dimana akal sehatmu hah?! Apa yang ada dipikiranmu saat mendobrak pintu? Kau tidak berpikir mengenai akan ada gadis-gadis yang melemparimu dengan sepatu ketika kau masuk?! Kau ini!!" Karin mengoceh tanpa jeda sampai membuat gadis disampingnya melongo.

"Hey.. Kau kenal dengannya?" pertanyaan gadis itu membuat Karin menoleh padanya.

"Dia bosku di kantor yang baru" jawab Karin dengan muka malas. Sungguh, ia malas mengakui Daniel sebagai bosnya.

Gadis disamping Karin itu mengalihkan lagi pandangannya pada Daniel yang masih stay cool diambang pintu, senyum gadis itu perlahan terkembang.

"Daniel.. Kau ingat aku? Aku Alena.. Dulu kita.."

"Dulu kita pernah bertemu saat ulang tahun perusahaan Ayahmu, tepatnya saat kita masih SMA" Daniel tersenyum kecil usai memotong dan melanjutkan ucapan gadis bernama Alena itu.

Alena nampak tersanjung karena Daniel benar-benar masih mengingatnya sementara Karin yang berdiri disampingnya hanya mampu mengernyit, tidak menyangka kedua orang ini saling kenal.

"Ku rasa ini bukan pertemuan yang pantas untuk kita, bagaimana kalau.." Alena terpaksa menghentikan ucapannya karena Daniel lagi-lagi memotong.

"Tentu saja, kita bisa bertemu lain kali dengan tempat yang lebih baik"

Alena tersenyum lebar. Menurutnya, sikap Daniel kepadanya sungguh berubah. Saat pertama dan terakhir kali bertemu, lelaki itu seseorang yang acuh dan selalu menghindarinya, bahkan tidak pernah tersenyum padanya, namun di pertemuan tak disengaja mereka kali ini, Alena merasa Daniel sangat ramah.

Daniel memiringkan kepalanya dan menatap Karin yang berdiam diri sejak tadi.

"Ayo pergi! Kita harus kembali ke kantor" ucap Daniel seraya mengendikkan kepala lantas berbalik dan keluar dari toilet. Karin melengos dan segera menyusulnya keluar setelah berpamitan pada Alena.

Sepeninggal Daniel dan sekretarisnya itu, Alena tersenyum penuh arti.

"Tidak salah aku jatuh cinta padamu" gumamnya senang.

***

Daniel beserta Karin kembali ke kantor lewat dari jam makan siang. Jam makan siang di kantor Daniel adalah mulai pukul 12 siang sampai pukul 12.30 dan kedua orang ini kembali pada pukul 13.15. Benar-benar terlambat dari yang seharusnya. Namun sepertinya mereka aman-aman saja selama Daniel adalah salah satu direktur eksekutif yang paling berpengaruh di perusahaan, lagipula ia merasa punya hak istimewa karena Ibunya adalah presdir di perusahaan itu.

Lain Daniel, lain pula Karin. Gadis itu justru merasa Daniel terlalu semena-mena.

"Buatkan kopi" perintah Daniel sebelum masuk ke ruangannya. Karin mengeluh.

"Jangan suruh bagian office, aku ingin kau yang membuatkannya! Mengerti?"

"Aish! Kau menyebalkan!" keluh Karin. Daniel langsung memplototinya.

"Antarkan ke ruanganku ya, nona manis.."

"A-apa?"

Daniel mengulum senyum dan segera lenyap kedalam ruangannya. Karin mendesah sambil menatap kesal pintu ruangan Daniel.

"Dia berani menggodaku lagi?! Cih! Yang benar saja!" Karin mendecih lalu gadis itu segera pergi membuatkan kopi.

***

"Ayah.." gadis bernama Alena itu begitu bahagia. Ia langsung berlari dan memeluk seorang pria paruh baya yang sedang berdiri di depan jendela kaca ruangannya. Dialah Emrick, lelaki yang sangat menyayangi putri bungsunya itu.

"Kau kenapa? Sepertinya sedang senang sekali heum?" tanya Emrick sambil membelai lembut rambut Alena. Gadis itu mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Aku bertemu dengannya!"

"Siapa?"

"Cinta pertamaku" ucap Alena dengan wajah bersemu. Emrick tersenyum.

"Bagaimana menurutmu?"

"Dia bertambah tampan dan juga tinggi, aku senang sekali.. Dia tersenyum dan mengatakan kalau kami harus bertemu lagi.."

"Benarkah?"

Alena mengangguk lalu mengangkay wajahnya dan menatap Emrick dengan mata berbinar.

"Ayah.. Aku bisa menikah dengannya kan?" tanya gadis itu, senyum penuh harap merekah diwajahnya.

"Tentu saja!" jawaban Emrick lekas membuat Alena bertambah senang dan kembali memeluk Ayahnya itu.

***

"Ini kopinya Tuan Tan.." ucap Karin sambil membuka pintu ruangan Daniel dan membawa masuk secangkir kopi buatannya.

Gadis itu lalu tertegun melihat Daniel yang tengah duduk di kursi kerjanya dengan mata terpejam.

"Tan.." panggil Karin setengah berbisik dan Daniel tak merespon sama sekali.

Karin melangkah mendekat dan berdiri di depan meja Daniel. Diletakkannya cangkir kopi tadi dan menatap wajah Daniel yang sedang tertidur.

Entah hanya perasaannya saja atau apa, Karin merasa jantungnya berdebar kencang. Melihat wajah polos Daniel saat tidur membuatnya begitu terpesona, dan dia mengakuinya.

Karin berlutut dan meletakkan dagunya di permukaan meja.
READ MORE - Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #15

kumpulan Cerpen Seru : In My Dream | Bagian Kelimabelas

kumpulan Cerpen Seru : In My Dream | Bagian Kelimabelas
Kumpulan Cerpen Seru : In My Dream | Bagian Kelimabelas ~ "kita bawa kemarkas aja!kita sandra disana!" seorang cowok mengomando. Dua orang diantara merekapun langsung mengamit lenganku dan menyeretku paksa. Aku meronta ronta berteriak minta tolong tapi tempat ini sangat sepi, diluar jangkauan penduduk komplek apalagi larut malam begini.

BUGH! Seseorang menarik lengan sicowok bertato dan langsung menonjoknya keras . Raka! Lenganku masih digamit tapi tak ditarik tarik lagi. Mereka nyengir dan tersenyum remeh menatap Raka.

"oh..sang pangeran dateng! Mau nyelametin tuan putri?"

"ouh so sweet.."

"bagus lo kesini! Lo bawa CD nya?"

"gue udah bilang CD itu nggak ada sama gue!"

"ouh, gitu?lo mau kepala ni cewek gue penggal!" cowok yg mengamit lengan kananku langsung mengeluarkan pisau nya dan diletakkan didepan leherku.

"jangan!"teriak Raka.

"kalo gitu siniin CD nya!"

"nggak ada! CD itu jatuh kesungai dan gue nggak tau gimana CD itu sekarang! Jangan libatin orang yg nggak tau apa apa! Lepasin dia!" tegas Raka. Ia mencoba mendekatiku. Bugh! Wajahnya ditonjok lalu yang lainnya mengeroyoknya kecuali dua orang disampingku. Aku berteriak histeris namun harus diam dengan ancaman pisau didepan leherku.

"sekali lagi gue minta! Mana CD nya?"

"GUE NGGAK TAU!!"

"DIMANA??"

"NGGAK.." mataku terbelalak lebar. Sebuah pisau ditancapkan tepat didada Raka. Aku terduduk lemah.

"lo ngapain? Mampus kita! Kabur cepet!" mereka berlima kabur tapi terlambat mereka dikepung polisi. Aku merangkak mendekati Raka yang sudah tergeletak di jalanan. Darah segar mengalir dari sobekan di dadanya. Aku memangkunya dan menggenggam tangannya erat.

"Raka!bertahan..jangan tinggalin aku..kamu harus kuat!" kataku lirih sambil mengusap kepalanya. Ia menatapku sayu seolah tak sanggup lagi menahan rasa sakit.

"Nit..maaf..aku, aku nggak sanggup! Kalo aku emang harus pergi..anggap ini mimpi..anggap aku ini cuma ada dimimpi kamu..jangan takut kehilangan aku..meskipun kamu nggak balas cintaku..aku tetap akan mencintai kamu..selamanya" matanya tertutup terbuka. Kugenggam tangannya semakin erat. Memberi kekuatan.

Bersambung,...

READ MORE - kumpulan Cerpen Seru : In My Dream | Bagian Kelimabelas