Nuansa Remaja

Blog Remaja Indonesia

Tampilkan postingan dengan label Bagian 7. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bagian 7. Tampilkan semua postingan

Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #7

"Berhenti! Apa yang kalian lakukan?!" pekikan itu seketika membuat semua orang yang ada di ruangan itu berhenti bergerak dan menolehkan kepala kearah pintu yang terbuka.

Seorang pria tua dengan kepala botak, kumis tebal, badan gemuk dan perut buncit nampak berdiri disana dan melotot geram.

"Kalian mau tawuran disini hah?!" bentaknya dengan suara menggelegar, Daniel merasa bulu kuduknya berdiri semua.

"Siapa sumber keributan disini?!" tanya pria tua itu dengan suara yang mulai merendah. Dengan kompak, semua yang ada di dalam ruangan itu mengarahkan jari telunjuknya ke arah Daniel. Daniel tercekat dan menelan ludahnya dengan susah payah. Pria tua tadi kini menatapnya dengan tatapn siap menerkam.

"Siapa kau?" tanyanya tajam.

"Aku.. Aku.. Namaku.."

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Mencari.. Sepupuku.."

"Siapa namanya?"

Daniel benar-benar merasa tersudut saat ini, semua orang seolah sedang menatapnya tajam ditambah sosok yang sangat mengerikan di hadapannya, menambah rindingan di tubuhnya.

"Rei-Reina" sebut Daniel. Damn! Disaat seperti ini saja ia ingat sepupunya itu.

"Heh! Tidak ada yang namanya Reina disini!" seru seseorang di belakang Daniel. Daniel memandangnya keki lalu kembali beralih pada manusia botak di depannya.

"Se-sepertinya.. Aku salah tempat.. Aku akan pergi.. Permisi.." ucap Daniel dan segera berlari pergi meninggalkan tempat itu. Semua memandangnya heran, beberapa nampak tertawa remeh.

"Sudah! Ayo kita mulai latihan hari ini?! Mana Karin?" tanya pria tua yang ternyata adalah pelatih drama musikal yang akan mereka tampilkan.

"Aku disini pak pelatih" sahut Karin yang muncul di balik sebuah tirai yang ada di bagian belakang ruangan itu. Beberapa gadis lain juga ikut keluar dan merekapun memulai latihan mereka hari ini.

***

Daniel berjalan setengah berlari menyusuri koridor fakultas seni, beberapa mahasiswa dan juga mahasiswi tak lagi berkeliaran diluar, sepertinya mereka telah masuk kelas atau mungkin sudah pulang. Daniel tak peduli dengan hal itu, yang ia pedulikan adalah, dirinya harus segera pergi dari sini.

"Aku tidak akan kesini lagi!" ucap Daniel dengan wajah memastikan. Mengingat pria tadi, ia benar-benar ngeri. Wajah sangar, kepala botak, kumis tebal, tubuh gemuk dan perut buncit benar-benar mengerikan di matanya. Entah apa alasannya, yang jelas, sejak kecil Daniel sangat takut kepada manusia jenis seperti itu.

Daniel mempercepat langkahnya ketika wajah pria tadi terbayang di pikirannya. Beberapa kali ia bergidik, benar-benar sangat ngeri kelihatannya.

Tiba-tiba langkah Daniel terhenti, seseorang telah memaksanya berhenti dengan menarik lengannya dari belakang. Jantung Daniel berdegup kencang, yang ada dipikirannya saat ini hanyalah pria tua dan berkumis tebal itu.

"Oh Tuhan.. Aku belum siap melihat wajahnya untuk kedua kalinya.." batin Daniel sambil memejamkan mata.

Perlahan, iapun memberanikan diri dan menoleh kebelakang. Matanya ia buka perlahan, dan wajah seseorang yang terlihat di matanya saat ini mampu membuatnya bernafas lega.

"Heh! Kau kemana saja hah?! Aku mencarimu sejak tadi?! Kau bilang akan menjemputku tapi apa yang kau lakukan? Kau malah jalan-jalan ke fakultas seni! Kau lupa ya? Aku kuliah di jurusan hukum! Mana mungkin aku ada disini! Dasar kau bodoh!" maki Reina dengan bertubi-tubi, ia sudah sangat kesal dengan sepupunya ini. Semenjak tadi ia menahan emosinya dan sekarang meluapkannya dengan begitu berapi-api pada Daniel.

"Darimana kau tau aku disini?" tanya Daniel dengan wajah tanpa dosa. Reina menggeram.

"Tara yang memberitahuku!"

"Tara? Makhluk macam apa itu? Apa dia berkumis tebal? Kepala botak? Perut buncit?"

"Apa yang kau bicarakan?"

"Hah! Ini efek bertemu spesies mengerikan! Jadi siapa Tara itu? Tunggu! Apa dia lelaki jelek berkacamata dengan rambut cepaknya yang membosankan?"

"Dia memang berkacamata dan berambut cepak tapi dia tidak jelek!" tukas Reina. Sepertinya ia benar-benar tersinggung.

"Kau suka padanya ya?" tanya Daniel dengan wajah menggoda. Reina menatapnya dan melotot tajam

"Apa maksudmu hah?! Jangan sembarangan menuduh kau!"

"Terlihat jelas di matamu! Kau tidak rela dia kupanggil jelek walau sebenarnya dia memang jelek!"

"Dia tidak jelek!!" pekik Reina yang semakin membuat Daniel yakin dengan tebakannya.

"Jangan jatuh cinta pada laki-laki seperti itu! Nanti kau bisa patah hati! Sepertinya dia hanya memikirkan pelajaran!"

"Siapa yang jatuh cinta padanya? Kenapa kau sok tau sekali hah?! Kau membuatku kesal!" amuk Reina tak terkendali. Daniel berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kau benar-benar menyebalkan! Kau sudah membuatku percaya kalau kau akan menjemputku, kau juga sudah membuatmu menunggu dan mencarimu kemana-mana, dan sekarang kau menggodaku! Kau benar-benar menyebalkan! Ayo cepat pulang, sebelum aku semakin marah dan melaporkanmu pada Ibumu!"

Reina langsung menarik tangan Daniel dan menyeretnya pergi. Daniel hanya pasrah, dalam hati ia bersungut.

"Aku tak akan kesini lagi!"
READ MORE - Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #7

Kumpulan Cerpen Seru : In My Dream | Bagian Ketujuh

Kumpulan Cerpen Seru : In My Dream | Bagian Ketujuh ~ "Hey! Kenapa masih disitu?" teriaknya dari kejauhan. Kuusap wajahku beberapa kali lalu berlari kearahnya. Kupukul lengannya sekali lagi.

"awas kalo coba godain aku lagi!" sungutku. Dia hanya tersenyum.

"aku kan serius!"

"udah deh!"

"HEH RAKA! BERENTI LO!" langkah kami tercegat. Suara itu terdengar dari belakang kami. Aku hendak menoleh kebelakang. Tapi Raka menahanku.

"pergi! Lari!" katanya sambil mendorongku.

"kenapa?"

"jangan tanya apa apa! Sekarang juga kamu lari atau kamu akan dapat masalah!" katanya sambil mendorongku lagi.

"HEH RAKA BANCI!" suara cowok itu menggertak Raka lagi. Ia mendorongku.

"PERGI!LARI!" teriaknya. Aku sempat melihat sekitar 5 orang cowok dibelakangnya. Mereka berpakaian SMA juga tapi berbeda dengan kami.

"LARI!!" Akupun berlari sekuat tenaga, lalu bersembunyi dibalik pepohonan. Kulihat Raka mulai dihampiri ke lima cowok itu. Saat hendak dipukuli, Raka menghindar dan berlari kencang. Cowok cowok yang sepertinya berandalan itu mengejarnya.

Aku tak tau apa urusan Raka dengan lima cowok itu. Entahlah.. Aku tidak mau terlibat. Tapi.. Aku kasihan pada Raka, apa kerjaannya setiap hari dikejar kejar begitu?

***

aku berdiri dibalkon kamarku. Rasanya tentram dan damai menikmati angin malam ini. Tapi pikiranku masih saja teringat pada Raka.

Tiba tiba, samar samar kulihat seseorang dibawah sana. Tepat diluar gerbang rumahku. Orang itu melambai kearahku.

"Raka!" panggilku meyakinkan diri.

"ayo turun!" teriaknya. Entah karna dorongan apa aku langsung turun dan berlari keluar gerbang. Ia tersenyum menantiku.

"dari mana kamu tau rumah aku?" tanyaku sambil berjalan mendekatinya. Ia juga berjalan mendekatiku dan kami sama sama berhenti saat berhadapan dengan dekat.

"tau aja!"jawabnya santai. Aku memaksakan senyum melihatnya. Jujur, aku mulai menyukai cowok misterius ini.

"um..Nit!" ia menatapku penuh senyum lalu menyodorkanku setangkai bunga mawar. Keningku langsung mengerut.

"kamu tau satu hal? Aku..aku suka sama kamu!"

Bersambung,..

READ MORE - Kumpulan Cerpen Seru : In My Dream | Bagian Ketujuh