Nuansa Remaja

Blog Remaja Indonesia

Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #11

Daniel menghntikan langkahnya ketika melihat Karin berlari-lari kearahnya. Lelaki itu tersenyum simpul sekaligus lega, tapi senyum itu langsung lenyap ketika Karin sudah sampai di depannya.

"Hhh.. Maaff.." Karin terengah, ia membungkuk untuk mengatur pernafasannya, tapi dengan teganya, Daniel menarik tangannya dan menyeretnya masuk ke dalam lift.

"Aduh.. Kau tidak bisa tunggu aku bernafas normal dulu hah? Aku lelah!" sungut Karin dengan bibir mengerucut, Daniel memperlihatkan jam tangannya di depan wajah Karin dengan santai.

"Kau telat 10 menit! Aku kan sudah bilang untuk datang jam 7! Kau sama sekali tidak disiplin ya? Di kantorku ini, kedisiplinan adalah yang utama dan yang pertama!" ceramah Daniel dengan muka santai. Karin mendengus.

"Aku kan juga manusia! Aku bukan rubah berekor 9 yang bisa berlari cepat!"

"Kenapa tidak naik taxi?"

"Kalau tarifnya sama dengan angkutan umum, aku pasti menaikinya setiap hari!"

Daniel mendecih dan tertawa kecil, lalu menatap Karin dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Kenapa?" tanya Karin kikuk.

"Lebih rapi dari kemarin! Tapi kenapa blazer mu kusam begitu?"

"Hah? Apanya yang kusam?" Karin langsung kelabakan dan memeriksa blazer coklat yang di kenakannya, menurutnya itu tidak kusam tapi mengapa Daniel mengatakannya kusam?

"Harusnya untuk pekerjaan baru, gunakan pakaian baru! Masa kau pakai pakaian yang sudah kau pakai saat bekerja di tempat yang dulu!"

"Heh! Kau pikir aku ini putri raja yang bisa ganti pakaian setiap hari?"

"Putri raja apa? Kalau kau putri raja, rakyat akan berdemo!"

"Kau ini bicara apa sih?!" Karin menggeram, ingin sekali melayangkan tendangannya ke kaki Daniel kalau saja tidak ingat bahwa laki-laki menyebalkan itu adalah bosnya sekarang.

Daniel tersenyum simpul dan penuh makna, begitu pintu lift terbuka, ia langsung berjalan mendahului Karin. Karinpun segera menyusulnya dengan malas-malasan.

"Heh! Mau apa kau dekat-dekat denganku?" tanya Daniel sambil menjauh dari Karin, Karin yang berjalan di sampingnya mendadak berhenti.

"Kau lupa siapa dirimu? Sekretaris itu jalannya di belakang! Dasar kau ini!"

Karin bersungut, sikap Daniel mulai tampak meyebalkan di matanya. Padahal kemarin, ia sudah menganggap lelaki itu orang baik tapi sepertinya untuk saat ini harus di pikirkan lagi. Iapun terpaksa berjalan di belakang Daniel sambil bersungut-sungut tak jelas.

"Karna ini hari pertamamu, ku beri hak istimewa, berjalanlah di sampingku" ucap Daniel yang seketika membuat Karin menautkan alis tipisnya.

"Tadi kau minta aku jalan di belakang!" sungutnya kesal. Daniel menghentikan langkah lalu berbalik menghadapnya.

"Aku kan sudah bilang, karna ini hari pertamamu, ku berikan hak istimewa!" katanya santai. Karin mendesis dan Daniel segera melanjutkan langkah menuju ruangannya.

"Ayo cepat, kau tidak boleh membantah perintahku! Ingat surat kontraknya!" ucap Daniel tanpa menoleh, Karin kembali mendesis lalu buru-buru menyusul dan berjalan di sampingnya.

"Kau pakai parfum apa?" tanya Daniel yang seketika membuat kening Karin mengkerut.

"Baunya tidak enak! Besok, aku tidak mau mencium bau ini lagi!"

"A-apa?"

"Rambutmu juga jangan di kuncir begitu.. Kau kelihatan tua! Gerai saja!"

"Heh, kau.."

"Hmm.. Hak sepatumu terlalu rendah, tambah satu centi lagi, kau benar-benar pendek!"

Karin benar-benar geram, langkahnya terhenti dan Daniel pun ikut berhenti, dengan wajah flat ia menoleh pada gadis itu yang kelihatan sedang menarik nafas dalam-dalam.

"Heh! Kau ini atasanku atau penata busana ku hah?! Untuk apa kau mengomentari semua yang ku pakai? Parfumku, bajuku, sepatuku, rambutku, kau pikir kau siapa hah?! Kau benar-benar cerewet ya!"

Daniel melongo mendengar ocehan Karin yang keluar begitu bersemangat dari bibir tipisnya, ia lalu menatap gadis itu intens. Memberinya tatapan marah karena sudah berani mengoceh dan berteriak pada atasannya.

"Kau ini sekretarisku! Aku berhak mengomentari penampilanmu agar aku tidak malu saat bertemu client nanti! Masa aku bawa sekretaris kampungan sepertimu!? Mau dibawa kemana wajah tampanku ini hah?!" cerca Daniel dengan wajah yang semakin mendekat kearah Karin. Karin tercekat dan refleks mundur perlahan.

"Kau ini! Di hari pertamamu sudah berani membentakku! Memangnya kau pikir kau siapa? Sepupuku? Kakakku? Istriku? Kau itu sekretarisku! Ku tegaskan! Sekretaris!" oceh Daniel lagi. Ia bergerak semakin dekat, memperpendek jarak diantara dirinya dengan Karin. Karin yang terus menghindar tertahan karena keberadaan dinding di belakangnya. Gadis itu menelan ludahnya dengan susah payah, ya ampun, ia benar-benar gugup berada sedekat ini dengan lelaki yang ia panggil Tan itu.

"Kalau kau berani membantahku lagi, bersiaplah ke pengadilan!" tukas Daniel lalu bergerak menjauh dan melanjutkan langkahnya dengan santai, seolah tidak terjadi apa-apa. Karin yang shock ditinggalkannya begitu saja.

"Cepat ke ruanganku!" serunya tanpa menoleh.Karin hanya terdiam sambil berusaha menormalkan degup jantungnya yang bergejolak aneh sejak tadi.


Artikel Menarik Lainnya

0 Responses to “Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #11”

Posting Komentar