Nuansa Remaja

Blog Remaja Indonesia

Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #9

Karin hanya menuruti semua yang dikatakan Daniel sambil berharap semoga keputusannya ini tidak salah. Lagipula, jika ia lihat-lihat sepertinya Daniel bukanlah orang jahat yang akan membuatnya mati karena bekerja sebagai sekretarisnya.

Setelah menyelesaikan surat kontraknya dan membubuhkan tanda tangannya, Karin menyerahkan kembali kertas itu pada Daniel.

"Bagus! Kau bisa mulai bekerja besok!" tukas Daniel.

"Tunggu! Untuk gaji pertamaku.. Aku minta dibayar sekarang!" kata Karin tanpa malu. Demi uang, ia rela harga dirinya jatuh seketika itu juga. Lagipula, ia memang sangat butuh uang itu saat ini.

"Tidak masalah! Akan segera ku urus" ucap Daniel. Karin tersenyum senang. Ternyata bos barunya ini memang tidak seburuk dugaannya.

"Oh ya.. Saat mulai bekerja besok, jangan gunakan pakaian seperti itu, gunakan yang lebih bagus dan formal!" ujar Daniel sambil memandangi penampilan Karin dari atas kebawah.

"Baiklah.." jawab Karin patuh.

"Jangan terlalu formal denganku, jika sedang tidak di depan client panggil namaku saja! Satu lagi, jangan panggil aku Pak! Aku tidak setua itu!" tukas Daniel. Karin mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Umurku baru 23 tahun jadi aku belum pantas dengan panggilan seperti itu!"

"Hah? Kau masih 23 tahun? Ya ampun.. Ternyata kau masih ingusan! Kalau begitu, kau yang harus bersikap formal padaku! Aku setahun lebih tua darimu!"

"Jadi maksudmu, aku harus memanggilmu kakak? Begitu?"

Karin mengangguk dengan wajah memastikan. Daniel mendecih.

"Jangan mimpi! Aku tidak akan melakukannya!" tandas Daniel dan membuat Karin seketika mengerucutkan bibirnya.

"Datanglah jam 7 jika kau tidak ada kuliah dan jika ada kuliah, datang saja kapanpun setelah kau pulang kuliah, tapi jangan coba-coba membohongiku karna aku punya banyak mata-mata! Bahkan dikampusmu itu, aku punya sepupu! Jadi bersiaplah jika kau mencoba membohongiku!"

Karin hanya mengangguk santai, ia sudah cukup lega, paling tidak ia sudah punya pekerjaan tetap selama setahun, jadi tidak ada yang perlu ia khawatirkan lagi.

Daniel mengintip jam tangan dibalik lengan kemejanya dan lelaki itu segera bangkit berdiri, diambilnya jas hitam yang tersampir di lengan sofa lalu memakainya.

"Aku harus pergi, masih ada client yang harus ku temui.." ucapnya kemudian beranjak pergi.

"Tan..!" panggil Karin dan seketika langkah Daniel terhenti di depan pintu yang hendak dibukanya, lelaki itu lantas menoleh.

"Heh! Kenapa memanggilku begitu hah?"

"Kenapa? Bukankah kau bilang aku tidak boleh terlalu formal denganmu jika tidak sedang di depan client?"

"Tapi siapa yang memperbolehkanmu memanggil nama belakangku?"

"Aku hanya suka dengan nama itu! Lagipula aku lebih tua darimu jadi hak ku memanggilmu apa saja!"

"Hah.. Kau benar-benar gadis tidak sopan ya! Terserah kau saja!" desah Daniel dan kemudian bergegas keluar dari ruangannya. Ia lalu melangkah sambil bersungut-sungut.

"Tan? Apa-apaan dia? Hanya Ibuku yang boleh memanggilku seperti itu? Beraninya dia.. Dia pikir dia itu siapa? Dia hanya sekretaris baruku mulai besok dan kenapa..." Daniel tiba-tiba menghentikan langkahnya karena teringat sesuatu. Dengan cepat, laki-laki itu berbalik dan berlari kembali ke ruangannya.

Dengan sekali gerakan, pintu ruangannya ia dobrak dan matanya langsung membola ketika melihat Karin masih duduk disana dengan santainya.

"Sedang apa kau masih di ruanganku?! Cepat keluaaar!!" teriak Daniel murka.

***

Karin bersenandung riang gembira, ia senang sekali sudah mendapatkan pekerjaan. Jadi dirinya tidak perlu risau mengenai kelanjutan hidupnya. Ia akan tenang selama satu tahun kedepan sampai selesai wisuda, ia akan memikirkan pekerjaan lain yang mungkin lebih pantas untuk lulusan jurusan seni seperti dirinya.

Suara klakson mobil yang ditekan tak beraturan membuat Karin menghentikan langkahnya, dengan kesal, gadis itu berbalik dan keinginannya untuk segera memarahi pemilik mobil dibelakangnya pudar ketika melihat orang itu sebagai bos barunya.

Daniel menghentikan mobilnya tepat di samping Karin.

"Ada apa?" tanya Karin polos.

"Ayo masuk! Aku akan mengantarmu pulang.." kata Daniel dengan wajah santai. Karin terdiam sebentar lalu tersenyum sumringah dan masuk ke dalam mobil milik Daniel, ia duduk di jok belakang dan seketika Daniel melotot.

"Heh! Kau pikir aku ini sopirmu hah?! Kau ini benar-benar... Duduk di depan!" teriak Daniel geram. Karin melengos.

"Aku tidak biasa duduk di depan, nanti aku bisa muntah!"

"Ya ampun, kampungan sekali kau! Cepat pindah atau aku tidak jadi mengantarmu!"

Karin mengerucutkan bibirnya lalu turun dan pindah posisi menjadi di samping Daniel.

"Tan.. Ternyata kau baik juga ya.. Tidak ku sangka"

"Heh! Dari tampangku juga sudah kelihatan kalau aku ini baik! Tapi kau jangan salah paham, nanti kepalamu jadi tambah besar! Aku mengantarmu hanya agar tau dimana rumahmu, supaya lebih mudah menemukanmu jika kau melanggar kontrak!" terang Daniel lalu mulai melajukan mobilnya tanpa memperdulikan Karin yang manyun kesal di sampingnya.


Artikel Menarik Lainnya

0 Responses to “Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #9”

Posting Komentar