Nuansa Remaja

Blog Remaja Indonesia

Tampilkan postingan dengan label Bagian 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bagian 1. Tampilkan semua postingan

Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #1

Suara ponsel yang menggema di dalam kamar bernuansa coklat muda itu mengusik ketenangan seorang lelaki yang sedang meringkuk dibalik selimut tebalnya. Terdengar ringisan kecil di mulutnya saat menyibak selimut dan memandang kesal ponselnya yang tergeletak diatas meja kecil di samping tempat tidurnya.

Ia baru saja memejamkan mata beberapa menit yang lalu, melepas lelah yang menggerogoti tubuhnya selepas pulang dari kantor siang tadi. Ia ingin sekali bersantai sejenak namun keinginannya itu terusiklah sudah.

Tangan lelaki itu terulur untuk meraih ponselnya diatas meja, setelah mendapatkannya, iapun segera memeriksa layarnya dan meringis keki.

"Aish, kapan dia bisa membiarkanku tidur nyenyak?!" lelaki bernama lengkap Daniel Tan itu mengerucutkan bibirnya dengan gumaman-gumaman tak jelas sebelum akhirnya menekan tombol hijau di ponselnya dan meletakkan benda itu di telinganya.

"Ada apa? Kenapa kau ganggu tidurku hah?" celetuk Daniel dan langsung menjauhkan ponsel dari telinganya, guna menghindari lengkingan di seberang sana.

"Daaaaan!!!" teriakan itu begitu dahsyat. Bahkan tanpa menghidupkan loudspeakerpun, suara itu bisa terdengar begitu besar. Daniel meringis dan mendekatkan kembali ponselnya setelah merasa kondisi benar-benar sudah aman.

"Kenapa kau berteriak hah?" balas Daniel keki.

"Kau, jemput aku sekarang!"

Daniel menghela nafas. Reina benar-benar mengganggu. Baru saja ia ingin istirahat karena punggungnya hampir patah dan sekarang ia harus menyetir sejauh 5 KM untuk menjemput sepupunya itu. Ya ampun, Daniel benar-benar kesal.

"Kau tidak bisa minta di jemput kakakmu hah?"

"Tidak bisa! Kakakku ada rapat penting sekarang!"

"Kalau begitu naik taxi!"

"Tidak mau! Aku malas, bagaimana jika aku diculik?"

"Bilang saja kau itu ingin aku jemput agar semua teman-temanmu melihatmu dijemput oleh pria paling tampan sedunia, iya kan?"

"Kau percaya diri sekali ya!? Pokoknya jemput aku sekarang juga! Titik! Atau ku laporkan kau pada Ibumu!"

Shit! Daniel membanting ponselnya keatas tempat tidur, gadis itu selalu saja mengancamnya dengan ancaman-ancaman yang super basi. Tapi biarpun basi, Daniel tetap takhluk pada ancaman itu. Ia tak mau jika harus mendengar Ibunya mengoceh seharian, secara sepupunya itu adalah anak kesayangan Ibunya di karenakan Ibunya sangat ingin punya anak perempuan. Dan Daniel terkadang merutuk, kenapa dirinya tidak jadi perempuan saja?

Meskipun malas, keki atau apapun, Daniel terpaksa harus pergi menjemputnya juga daripada diserbu ocehan Ibunya.

Lelaki itu bergegas meninggalkan kasur empuknya dan berjalan masuk ke kamar mandi. Tanpa sempat mandi dan hanya mencuci muka, ia segera mengenakan jaketnya lalu meraih kunci mobil dan berjalan keluar.

Malas sekali harus menjemput gadis cerewet seperti Reina dan Daniel benar-benar yakin bahwa gadis itu hanya ingin memamerkan ketampanannya kepada teman-temannya dan mungkin akan memperkenalkannya sebagai pacarnya. Kadar kepercayaan diri Daniel memang tidak pernah berkurang sejak dulu.

Butuh waktu sekitar 10 menit dan Daniel telah sampai di depan gerbang kempus tempat Reina kuliah. Ia lihat banyak sekali mahasiswa yang berlalu lalang, entah baru datang karena kuliah siang atau sudah akan pulang. Diantara orang-orang itu, Daniel sama sekali tak melihat Reina.

Daniel meraih ponselnya dan menghubungi nomor Reina, sialnya gadis itu mengabaikan panggilannya.

"Jangan-jangan dia benar-benar di culik?" batin Daniel namun detik berikutnya tertawa garing.

"Siapa yang mau menculik gadis cerewet seperti dia?"

Danielpun memilih menunggu, mungkin tak lama lagi sepupunya itu akan keluar. Namun apa yang dipikirkannya tak sesuai dengan kenyataannya. 15 menit berlalu dan Reina tak juga nampak batang hidungnya.

"Damn! Dia benar-benar membuatku marah!" oceh Daniel dan segera turun dari mobilnya. Ia membanting pintu dengan cukup keras lalu berjalan memasuki area kampus.

Daniel menyusuri sekitaran kampus sambil memasang penglihatannya setajam mungkin supaya dapat menemukan Reina dan segera menceramahinya. Ia benar-benar kesal, gadis itu mengganggu tidurnya dan meminta dijemput tapi malah tak ada saat Daniel sudah sampai disini.

Langkah Daniel terhenti ketika ia lihat pemandangan yang cukup mengundang penasaran. Tepat di dalam sebuah ruangan kosong, sepasang manusia sedang berdiri berhadapan dan sepertinya tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja.

Daniel mengangkat sebelah alisnya, sepertinya tidak ada salahnya mengintip, lagipula sudah lama ia tidak menonton drama percintaan. Iapun menoleh kebelakangnya, memeriksa bahwa tak ada orang lain disekitar sini lalu lelaki itu mendempetkan badannya ke tembok dan mulai mengintip lewat jendela yang terbuka.

"Aku sudah bilang! Lebih baik kita putus saja!" suara lelaki itu menggema membuat Daniel sedikit memegang telinganya. Tampak gadis di depan lelaki itu menunduk dan menangis.

sumber: https://www.facebook.com/notes/kumpulan-cerpen-rorafizaus/the-pursuit-of-love-1/4882484612592711
READ MORE - Cerpen Seru: The Pursuit Of Love #1

Cerpen: When You Smile #1

Pagi ini pagi yang indah!
Setidaknya itu yang ada dipikiran seorang gadis yang sangat mempedulikan penampilannya. Gadis itu masih mendapatkan tatapan kagum dari teman -teman sekolahnya. Tatapan yang selalu didapatkannya dengan mudah.

Gadis itu menatap wajahnya di cermin dengan senyum mengembang. Mengagumi kecantikan wajahnya sendiri. Bedak yang tidak terlalu tebal dan rambut hitam sepinggang yang dibiarkan terurai membuat penampilannya terlihat fresh pagi ini. Ditambah sebuah jepitan yang sudah ada dikepalanya sejak pagi tadi memberikan kesan manis.

"Lo emang cantik Aira Layla Ranisa," ucapnya bangga terlebih pada dirinya sendiri.

Suara dehaman yang terdengar dari sebelah membuat gadis itu tersadar akan satu hal. Aira lupa kalau dia tadi ke kamar mandi tidak sendiri, melainkan bersama temannya, Gina. Beginilah Aira kalau sudah menatap wajahnya dikaca, dia akan lupa sekitarnya.

"Princess Aira, udah selesai banggain dirinya? Bentar lagi bel," ingat Gina.

Kenny terkekeh lalu mengamit tangan Gina. "Yuk, kelas,"

Aira mengaduh dalam hati ketika melihat sosok jangkung itu berdiri disana, tertawa dengan beberapa temannya. Orang itu menatap Aira dan tersenyum. Senyum sinis yang selalu di berikannya pada Aira bahkan sudah sangat dihafal gadis itu. Jujur, Aira benci senyum itu dan tatapan mengejek yang selalu diberikan orang itu padanya.

"Rambut apaan, nih?" ejek orang itu begitu sudah berdiri dihadapan Aira. Tangannya terulur merusak poni Aira.

"Erfaaan!" Aira menyingingkirkan tangan orang itu dari kepalanya. "Singkirin tangan lo!"

Erfan menurut, diturunkannya tangan sambil masih menahan senyum. Baginya merusak pagi Aira akan membuat paginya semakin indah. Tapi bagi Aira, bertemu dan diganggu Erfan adalah hal yang tak pernah ingin dialaminya dalam hidup.

"Elo tuh kenapa, sih hobi banget ngerusah pagi gue?" tanya Aira kesal, tangannya masih bergerak merapihkan poninya yang sedikit berantakan.

"Suka aja," balas Erfan santai. Dikedipkannya sebelah mata dan segera membalikan tubuh.

"Dasar cowok sandal jepit!"

Langkah Erfan mendadak terhenti begitu mendengar teriakan penuh emosi itu. Dia membalikan tubuh dan mengangkat salah satu sudur bibir, tersenyum sinis.

"Kemarin lo bilang gue cowok mata teri, kemarinnya lo bilang gue cowok kepala kelinci, kemarin -kemarinnya lagi lo bilang gue cowok evil," Erfan berhenti sebentar sambil mengangkat alis tinggi -tinggi. "Kira -kira besok apa lagi?"

sumber: https://www.facebook.com/notes/kumpulan-cerpen-rorafizaus/when-you-smile-1/513366885414095
READ MORE - Cerpen: When You Smile #1

Cerpen : Kita Sendirian di Dunia Ini | Bagian Pertama

Cerpen : Kita Sendirian di Dunia Ini | Bagian Pertama ~ Hmmm, kali ini saya akan memberikan sebuah cerpen yang berjudul Kita Sendirian di Dunia Ini, cerpen ini saya dapat dari Grup Facebook penyedia cerpen, dan saya ucapkan terima kasih kepada yang buat nih cerpen, dan pastinya saya akan memberikan sumber cerpen ini di bagian bawah cerpen, nah pengen tau cerpen nya gimana? cekidooot dehh.


     Para penumpang bus ini memandangi Gian sinis. Mereka seolah ingin mengatai Gian bahwa jangan merokok di dalam angkutan umum seperti ini. Tapi semua diam, tidak ada yang berani. Gian seperti seorang preman yang tidak stabil, memakai kaos putih tipis, dan celana jeans yang robek-robek. Dilihat dari manapun, tidak ada yang menyangka bahwa pemuda ini sedang menuju kampusnya, untuk kuliah.






        Gian mengambil langkah panjang saat turun dari bus itu. Kemudian dia melewati beberapa toko bunga yang berada di sebelah kampusnya itu. Penjaga toko itu sempat memanggil Gian, tapi headset yang terpasang sejak tadi membuat Gian tidak mendengar panggilan itu.




Cerpen : Kita Sendirian di Dunia Ini


READ MORE - Cerpen : Kita Sendirian di Dunia Ini | Bagian Pertama