Nuansa Remaja

Blog Remaja Indonesia

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 16

"beraninya kau!" bentakku melotot marah dan berdiri tegak. Tan ikut bangkit dengan gaya yang santai. Sial! Apa dia tidak merasa bersalah sama sekali. Di kasih makan apa dia?!

"anggap saja aku tidak sengaja!" katanya terdengar datar dan cuek. Huh! Dia benar benar ingin mati rupanya.

"jadi maksudmu kau sengaja?"

"ya!aku sengaja menjatuhkan diri diatasmu agar bisa menciummu, jelas?" aku melotot tak percaya. Ku tendang sekuat tenaga kakinya dan menyeringai puas ketika ia meringis kesakitan.

"kenapa kau tega sekali? Kau kejam!" teriaknya masih sambil meringis. Aku tertawa iblis.

"itu tidak seberapa dengan pelecehan yang sudah kau lakukan padaku!dasar tidak tau malu!" aku melangkah pergi setelah menyempatkan diri menendang kakinya sekali lagi. Tan menjerit kesakitan, tapi aku tidak perduli.

Kuturuni satu persantu tangga yang menghubungkan lantai 3 dengan atap ini. Tiba tiba, aku merasa menginjak sesuatu. Segera kuangkat kakiku dan melihat sesuatu yang berkilau di bawah sepatuku.

"cincin?" gumamku sambil memungut benda kecil berkilauan itu. Cincin yang cantik. Siapa orang sok kaya yang sudah membuang buang benda berharga ini. Aku terus menimang nimang cincin ini sepanjang jalan menuju kantin. Dan tiba tiba saja terpikir olehku untuk membaliknya. Siapa tau ada ukiran nama didalamnya. Dan langkahku terhenti ketika ku dapati ukiran nama tak asing dibalik cincin ini.

"TAN" begitu ukirannya. Apa ini milik si setan? Tapi masa cincin perempuan begini miliknya. Dan lagi dia bilang Tan bukan nama panggilannya. Jadi cincin ini apa? Aku bingung. Ah, kusimpan saja dulu. Ku kantungi cincin itu lalu melanjutkan langkahku.
##
Pulang sekolah, aku berdiri di depan kelas Tan. Aku mau langsung tanya padanya. Tapi sudah 10 menit dia belum juga keluar. Akhirnya ku longokkan kepalaku dari balik pintu dan langsung kaget. Tidak ada seorangpun dikelas ini! Aku yakin tidak melihatnya keluar tadi, apa dia keluar lewat jendela?

"sedang apa di sini?" aku terlonjak saat mendapatkan sebuah tepukan di bahu. Segera ku tolehkan kepalaku kebelakang. Fiuh.. Ternyata guru seni yang mengajar di kelasku tadi. Pak Roni. Dia masih muda dan tampan. Heheh..

"aa..tidak pak, hanya mencari teman" jawabku santai. Pak Roni mengangguk mengerti.

"oh ya..bisa tidak bapak minta tolong padamu?"

"minta tolong apa?"

"bapak buru buru, ada urusan.. Mau tidak bantu bapak menyimpan buku ini diruang musik?"

"hm.." aku berpikir sejenak kemudian mengangguk sambil tersenyum. Pak Roni menyodorkan buku paket di tangannya padaku lalu pergi setelah menggumamkan terimakasih.

Kini aku harus jalan ke ujung lantai 2 ini. Karena di sanalah letak ruang musik. Segera kubuka pintu yang tidak pernah di kunci ini lalu berjalan masuk. Ruang ini cukup luas dan disudutnya ada rak buku. Di situlah aku akan meletakkan buku ini.

Tiba tiba langkahku memelan dan berhenti. Aku tertegun, ada seseorang yang terbaring di tengah ruangan. Kurasa aku tau siapa itu, tapi aku mendekat juga untuk memperjelas penglihatanku.

"Tan?" gumamku seraya memperhatikan lekat lekat wajah orang yang terbaring dg mata terpejam didekat kakiku ini. Memang benar Tan. Sepertinya tidur? Waa.. Aneh sekali, tidur di tempat seperti ini. Pantas tidak ada dikelas, pasti ia bolos dan tidur disini.

Degh! Jantungku tiba tiba saja berdentum keras. Kenapa ini? Kenapa rasanya deg degan sekali setiap melihat tampang polosnya saat tidur? Waa.. Dia benar benar tampan! Manis! Imut! Aku duduk di samping tubuhnya dan memperhatikan wajahnya lebih dekat. Oh Tuhan.. Dia mempesona sekali. Plak! Aku langsung menepuk pipiku, menyadarkan diri dari pesonanya. Ingat Karin, tujuanmu kesini untuk menyimpan titipan pak Roni. Aku bersiap bangkit, baru sampai menjongkok, tanganku di tarik sampai aku tersentak ke depan dan wajahku hampir bertabrakan dg wajah Tan. Ia membuka matanya pelan menahanku dalam posisi seperti ini.

"mau kemana?"

"huh?"

"tetap disini! Kau datang tanpa di undang jadi kau tidak boleh pergi tanpa izin!" Tan mendorong keningku dengan telunjuknya sampai wajahku menjauh darinya. Barulah ia bangkit duduk, sialnya tanganku masih di tahannya. Mau apa sih dia?

"maksudmu apa?aku datang kesini bukan karna mu! Aku mau menyimpan titipan pak Roni, lagi pula aku tidak tau ada kau disini!" ketusku berusaha membebpaskan tanganku namun sia sia.

"baiklah.. Anggaplah ucapanmu itu benar, tapi mau apa kau duduk di situ?"

"uh?itu..itu.." sial! Aku tak tau mau jawab apa. Ia melirikku nakal. Dasar picik! Apa dia cuma pura pura tidur tadi?

"kau pura pura tidur ya?"

"tidak!aku benar benar tidur, tapi aku merasa jika seseorang berada di dekatku!"

"haah, sudahlah!aku mau pergi!lepaskan aku!"

"akan ku lepaskan setelah kau menciumku!"

"huh?"mataku membulat kaget, dia malah pasang tampang tanpa dosa.

"disini saja.." ucapnya sambil menunjuk pipi kirinya yang chubby.

"otak mesum!" teriakku seketika menyerangnya dengan buku di tanganku. Ia mengaduh, tanganku dilepasnya refleks.


Artikel Menarik Lainnya

2 Responses to “Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 16”

rahmat obat :
pengalaman yang serupa sob, ... 24 September 2012 pukul 10.17

Unknown :
huwaaa...kak kapan dilanjut? Dari zaman gue masih polos (?) masa masih part segini, :3. Lanjut dong, :D 5 Agustus 2014 pukul 10.27

Posting Komentar