Nuansa Remaja

Blog Remaja Indonesia

Tampilkan postingan dengan label When You Smile. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label When You Smile. Tampilkan semua postingan

Cerpen: When You Smile #3

"Sst." Aira mengangkat alis ketika mendengar suara Gina. Temannya itu tak menjawab, melainkan menunjuk kearah pintu masuk kafe dengan dagunya. Masih tak mengerti, Aira mengikuti arah pandang Gina dan mulutnya ternganga seketika.

Erfan dan cewek yang tadi di lihatnya tengah berjalan memasuki kafe dengan langkah ringan. Tangan keduanya bergandengan dan senyum lebar tercetak di wajah keduanya. Dengan santai mereka terduduk di tempat yang tidak jauh dari Gina dan Aira, sebisa mungkin Aira menahan desakan untuk tidak menghabisi Erfan saat ini juga.

"Gila, seleranya Erfan keren, ya? Cantik banget ceweknya." puji Gina yang masih sesekali melirik kearah pasangan itu.

Aira berdecak pelan. "Cantikan juga gue." balasnya penuh percaya diri sambil kembali meminum minumannya.

Gina memperhatikan Aira dan cewek yang saat ini berdiri di hadapan Erfan bergantian sebelum akhirnya kembali mempusatkan perhatiannya pada Aira. "Iya, cantikan lo, Ra." Aira tersenyum bangga mendengar ucapan Gina. "tapi kalau di perhatiin, elo sama Erfan cocok, ya?"

"Hah?" Aira terbatuk -batuk saking tak percayanya dengan ucapan Gina. Erfan yang memang sudah memperhatikan obrolan kedua cewek itu sejak tadi hanya mampu menahan senyum.

"Fan, dua cewek itu kok kayak merhatiin kita, ya?" tanya Rara, cewek yang sejak tadi bersama Erfan.

Erfan mengangkat bahu. "Biasalah, pengagum tak di anggap."

Entah merasa atau karena marah dengan ucapan Erfan, Aira berjalan mendekat sambil memasang wajah marahnya. Detik berikutnya cewek itu memukul meja Erfan keras dan mempusatkan perhatian pada Erfan. Sama sekali tak di pedulikannya tatapan heran dari pengunjung kafe yang lain dan cewek yang bersama Erfan.

"Apa maksud lo ngomong gitu?" Aira mengangkat alis tinggi -tinggi.

"Ngerasa?" seperti biasa, Erfan membalas dengan tenang.

Aira tak menjawab, cewek itu tersenyum sinis dan dengan cepat mengambil gelas Erfan. Gelas yang masih berisikan setengah dari isi sebelumnya di lemparnya ke baju Erfan, membasahi jaket hijau yang di pakai cowok itu dan memancing kemarahannya.

Erfan berdiri. Menatap Aira yang justru tersenyum manis di hadapannya. "Berani ya lo ngelakuin itu?"

"Kenapa juga gue harus takut?" tanya Aira balik lalu tertawa pelan. "denger ya, Erfan, sampai kapanpun gue nggak akan pernah takut sama lo."

sumber: https://www.facebook.com/notes/kumpulan-cerpen-rorafizaus/when-you-smile-3/520235654727218
READ MORE - Cerpen: When You Smile #3

Cerpen: When You Smile #2

"Kak Aira." teriak seorang cewek dari bawah. Aira yang berdiri di balkon kamar menoleh dan mendapati Mia tengah menatapnya sambil tersenyum lebar.

Erfan keluar dari rumah, menatap Mia dan Aira bergantian sambil tangannya bergerak menutup gerbang rumahnya. Rumahnya yang memang berada di depan rumah Aira membuatnya dapat melihat Aira dari bawah sini. Aira tetap terlihat cantik dengan rambutnya yang di ikat ekor kuda seperti itu.

"Hei." balas Aira pada Mia sambil melambaikan tangan.

"Hei juga." Erfan membalas sambil tersenyum lebar.

Aira mengalihkan pandangan kearah Erfan dan mendengus pelan. "Bukan lo! Dasar kepedean!" teriak Aira ketus dan segera memasuki kamar setelah sebelumnya menghentakan kaki kesal.

Selepas kepergian Aira, Mia menatap Erfan sambil tertawa puas sedangkan Erfan hanya balas menatapnya heran. Baginya ini memang bukan kali pertama Erfan di perlakukan ketus oleh Aira. Hampir semua orang juga cukup tahu akan hal itu.

"Kak Erfan kasihan, ya? Di cuekin terus sama Kak Aira."

Erfan sedikit tersenyum. "Emangnya gue peduli." balasnya dan mulai berjalan meninggalkan rumah. Tujuannya keluar rumah tadi adalah untuk ke toko yang tidak jauh dari sini, bukannya mendengarkan celotehan Mia.

Mia berbalik, menatap punggung tegak Erfan dan berseru, "Huuu, dasar cowok jutek. Pantesan aja di cuekin sama Kak Aira!"

* * *

"Di mana sih?" tanya Aira pada seseorang di seberang.

"Bentar, Ra, macet nih." balas Gina sedikit kesal. Ini bukan kali pertama Aira meneleponnya dan menanyakan hal yang sama, sedikit membuat Gina kesal dengan sifat Aira yang tak sabaran.

"Cepetan, Gin. Gue udah di luar nih."

"Iya."

Aira memutuskan sambungan dan berjalan ke arah pagar rumahnya. Dia baru saja akan membuka pagar ketika tiba -tiba melihat pemandangan yang mampu membuat tangannya mengepal seketika.

"Erfan?" tanyanya, lebih kepada dirinya sendiri. Detik berikutnya cewek itu menggeleng -gelengkan kepalanya tanpa sadar. "Dasar playboy, ganti lagi ceweknya!"

Tanpa sadar tangan Aira menyenggol pagar rumahnya membuat pagar itu sedikit menimbulkan bunyi. Dengan cepat Aira membalikan tubuh dan hanya mampu berharap agar kedua orang yang tadi di perhatikannya tak menyadari kehadirannya.

"Ada orang?" tanya cewek di depan Erfan.

Cowok itu tak langsung menjawab. Dia masih mempusatkan perhatiannya pada pagar rumah Aira, seulas senyum samar mengembang di wajah tampannya.

"Fan?" Erfan menoleh ketika di rasakannya tangan cewek itu bertahan di tangannya beberapa saat. "udah nggak ada yang ketinggalan, kan?"

Erfan menggeleng. "Nggak kok." dia tersenyum dan segera menarik tangan cewek itu untuk masuk ke dalam mobilnya.

Terdengar suara mobil menjauh yang melintas di indera pendengaran Aira, cewek itu menghela napas lega dan kembali membalikan tubuh. Bertepatan dengan itu, mobil Gina tiba di depan rumahnya. Dengan segera Aira membuka pagar dan berlari menuju mobil Gina.

"Kenapa, Ra?" tanya Gina bingung. Di perhatikannya wajah Aira yang sedikit pucat.

Aira menggeleng pelan. "Nggak pa -pa, kok." balasnya masih berusaha menyembunyikan kekagetannya. Dia tak menyangka akan kembali melihat Erfan bersama gadis lain, dan entah kenapa tiap kali melihat pemandangan itu emosinya akan hadir.

"Jadi kita kemana?"

"Kafe biasa, aja."

sumber: https://www.facebook.com/notes/kumpulan-cerpen-rorafizaus/when-you-smile-2/520232524727531
READ MORE - Cerpen: When You Smile #2

Cerpen: When You Smile #1

Pagi ini pagi yang indah!
Setidaknya itu yang ada dipikiran seorang gadis yang sangat mempedulikan penampilannya. Gadis itu masih mendapatkan tatapan kagum dari teman -teman sekolahnya. Tatapan yang selalu didapatkannya dengan mudah.

Gadis itu menatap wajahnya di cermin dengan senyum mengembang. Mengagumi kecantikan wajahnya sendiri. Bedak yang tidak terlalu tebal dan rambut hitam sepinggang yang dibiarkan terurai membuat penampilannya terlihat fresh pagi ini. Ditambah sebuah jepitan yang sudah ada dikepalanya sejak pagi tadi memberikan kesan manis.

"Lo emang cantik Aira Layla Ranisa," ucapnya bangga terlebih pada dirinya sendiri.

Suara dehaman yang terdengar dari sebelah membuat gadis itu tersadar akan satu hal. Aira lupa kalau dia tadi ke kamar mandi tidak sendiri, melainkan bersama temannya, Gina. Beginilah Aira kalau sudah menatap wajahnya dikaca, dia akan lupa sekitarnya.

"Princess Aira, udah selesai banggain dirinya? Bentar lagi bel," ingat Gina.

Kenny terkekeh lalu mengamit tangan Gina. "Yuk, kelas,"

Aira mengaduh dalam hati ketika melihat sosok jangkung itu berdiri disana, tertawa dengan beberapa temannya. Orang itu menatap Aira dan tersenyum. Senyum sinis yang selalu di berikannya pada Aira bahkan sudah sangat dihafal gadis itu. Jujur, Aira benci senyum itu dan tatapan mengejek yang selalu diberikan orang itu padanya.

"Rambut apaan, nih?" ejek orang itu begitu sudah berdiri dihadapan Aira. Tangannya terulur merusak poni Aira.

"Erfaaan!" Aira menyingingkirkan tangan orang itu dari kepalanya. "Singkirin tangan lo!"

Erfan menurut, diturunkannya tangan sambil masih menahan senyum. Baginya merusak pagi Aira akan membuat paginya semakin indah. Tapi bagi Aira, bertemu dan diganggu Erfan adalah hal yang tak pernah ingin dialaminya dalam hidup.

"Elo tuh kenapa, sih hobi banget ngerusah pagi gue?" tanya Aira kesal, tangannya masih bergerak merapihkan poninya yang sedikit berantakan.

"Suka aja," balas Erfan santai. Dikedipkannya sebelah mata dan segera membalikan tubuh.

"Dasar cowok sandal jepit!"

Langkah Erfan mendadak terhenti begitu mendengar teriakan penuh emosi itu. Dia membalikan tubuh dan mengangkat salah satu sudur bibir, tersenyum sinis.

"Kemarin lo bilang gue cowok mata teri, kemarinnya lo bilang gue cowok kepala kelinci, kemarin -kemarinnya lagi lo bilang gue cowok evil," Erfan berhenti sebentar sambil mengangkat alis tinggi -tinggi. "Kira -kira besok apa lagi?"

sumber: https://www.facebook.com/notes/kumpulan-cerpen-rorafizaus/when-you-smile-1/513366885414095
READ MORE - Cerpen: When You Smile #1