Nuansa Remaja

Blog Remaja Indonesia

Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan

Cerpen: When You Smile #3

"Sst." Aira mengangkat alis ketika mendengar suara Gina. Temannya itu tak menjawab, melainkan menunjuk kearah pintu masuk kafe dengan dagunya. Masih tak mengerti, Aira mengikuti arah pandang Gina dan mulutnya ternganga seketika.

Erfan dan cewek yang tadi di lihatnya tengah berjalan memasuki kafe dengan langkah ringan. Tangan keduanya bergandengan dan senyum lebar tercetak di wajah keduanya. Dengan santai mereka terduduk di tempat yang tidak jauh dari Gina dan Aira, sebisa mungkin Aira menahan desakan untuk tidak menghabisi Erfan saat ini juga.

"Gila, seleranya Erfan keren, ya? Cantik banget ceweknya." puji Gina yang masih sesekali melirik kearah pasangan itu.

Aira berdecak pelan. "Cantikan juga gue." balasnya penuh percaya diri sambil kembali meminum minumannya.

Gina memperhatikan Aira dan cewek yang saat ini berdiri di hadapan Erfan bergantian sebelum akhirnya kembali mempusatkan perhatiannya pada Aira. "Iya, cantikan lo, Ra." Aira tersenyum bangga mendengar ucapan Gina. "tapi kalau di perhatiin, elo sama Erfan cocok, ya?"

"Hah?" Aira terbatuk -batuk saking tak percayanya dengan ucapan Gina. Erfan yang memang sudah memperhatikan obrolan kedua cewek itu sejak tadi hanya mampu menahan senyum.

"Fan, dua cewek itu kok kayak merhatiin kita, ya?" tanya Rara, cewek yang sejak tadi bersama Erfan.

Erfan mengangkat bahu. "Biasalah, pengagum tak di anggap."

Entah merasa atau karena marah dengan ucapan Erfan, Aira berjalan mendekat sambil memasang wajah marahnya. Detik berikutnya cewek itu memukul meja Erfan keras dan mempusatkan perhatian pada Erfan. Sama sekali tak di pedulikannya tatapan heran dari pengunjung kafe yang lain dan cewek yang bersama Erfan.

"Apa maksud lo ngomong gitu?" Aira mengangkat alis tinggi -tinggi.

"Ngerasa?" seperti biasa, Erfan membalas dengan tenang.

Aira tak menjawab, cewek itu tersenyum sinis dan dengan cepat mengambil gelas Erfan. Gelas yang masih berisikan setengah dari isi sebelumnya di lemparnya ke baju Erfan, membasahi jaket hijau yang di pakai cowok itu dan memancing kemarahannya.

Erfan berdiri. Menatap Aira yang justru tersenyum manis di hadapannya. "Berani ya lo ngelakuin itu?"

"Kenapa juga gue harus takut?" tanya Aira balik lalu tertawa pelan. "denger ya, Erfan, sampai kapanpun gue nggak akan pernah takut sama lo."

sumber: https://www.facebook.com/notes/kumpulan-cerpen-rorafizaus/when-you-smile-3/520235654727218
READ MORE - Cerpen: When You Smile #3

Cerpen: When You Smile #2

"Kak Aira." teriak seorang cewek dari bawah. Aira yang berdiri di balkon kamar menoleh dan mendapati Mia tengah menatapnya sambil tersenyum lebar.

Erfan keluar dari rumah, menatap Mia dan Aira bergantian sambil tangannya bergerak menutup gerbang rumahnya. Rumahnya yang memang berada di depan rumah Aira membuatnya dapat melihat Aira dari bawah sini. Aira tetap terlihat cantik dengan rambutnya yang di ikat ekor kuda seperti itu.

"Hei." balas Aira pada Mia sambil melambaikan tangan.

"Hei juga." Erfan membalas sambil tersenyum lebar.

Aira mengalihkan pandangan kearah Erfan dan mendengus pelan. "Bukan lo! Dasar kepedean!" teriak Aira ketus dan segera memasuki kamar setelah sebelumnya menghentakan kaki kesal.

Selepas kepergian Aira, Mia menatap Erfan sambil tertawa puas sedangkan Erfan hanya balas menatapnya heran. Baginya ini memang bukan kali pertama Erfan di perlakukan ketus oleh Aira. Hampir semua orang juga cukup tahu akan hal itu.

"Kak Erfan kasihan, ya? Di cuekin terus sama Kak Aira."

Erfan sedikit tersenyum. "Emangnya gue peduli." balasnya dan mulai berjalan meninggalkan rumah. Tujuannya keluar rumah tadi adalah untuk ke toko yang tidak jauh dari sini, bukannya mendengarkan celotehan Mia.

Mia berbalik, menatap punggung tegak Erfan dan berseru, "Huuu, dasar cowok jutek. Pantesan aja di cuekin sama Kak Aira!"

* * *

"Di mana sih?" tanya Aira pada seseorang di seberang.

"Bentar, Ra, macet nih." balas Gina sedikit kesal. Ini bukan kali pertama Aira meneleponnya dan menanyakan hal yang sama, sedikit membuat Gina kesal dengan sifat Aira yang tak sabaran.

"Cepetan, Gin. Gue udah di luar nih."

"Iya."

Aira memutuskan sambungan dan berjalan ke arah pagar rumahnya. Dia baru saja akan membuka pagar ketika tiba -tiba melihat pemandangan yang mampu membuat tangannya mengepal seketika.

"Erfan?" tanyanya, lebih kepada dirinya sendiri. Detik berikutnya cewek itu menggeleng -gelengkan kepalanya tanpa sadar. "Dasar playboy, ganti lagi ceweknya!"

Tanpa sadar tangan Aira menyenggol pagar rumahnya membuat pagar itu sedikit menimbulkan bunyi. Dengan cepat Aira membalikan tubuh dan hanya mampu berharap agar kedua orang yang tadi di perhatikannya tak menyadari kehadirannya.

"Ada orang?" tanya cewek di depan Erfan.

Cowok itu tak langsung menjawab. Dia masih mempusatkan perhatiannya pada pagar rumah Aira, seulas senyum samar mengembang di wajah tampannya.

"Fan?" Erfan menoleh ketika di rasakannya tangan cewek itu bertahan di tangannya beberapa saat. "udah nggak ada yang ketinggalan, kan?"

Erfan menggeleng. "Nggak kok." dia tersenyum dan segera menarik tangan cewek itu untuk masuk ke dalam mobilnya.

Terdengar suara mobil menjauh yang melintas di indera pendengaran Aira, cewek itu menghela napas lega dan kembali membalikan tubuh. Bertepatan dengan itu, mobil Gina tiba di depan rumahnya. Dengan segera Aira membuka pagar dan berlari menuju mobil Gina.

"Kenapa, Ra?" tanya Gina bingung. Di perhatikannya wajah Aira yang sedikit pucat.

Aira menggeleng pelan. "Nggak pa -pa, kok." balasnya masih berusaha menyembunyikan kekagetannya. Dia tak menyangka akan kembali melihat Erfan bersama gadis lain, dan entah kenapa tiap kali melihat pemandangan itu emosinya akan hadir.

"Jadi kita kemana?"

"Kafe biasa, aja."

sumber: https://www.facebook.com/notes/kumpulan-cerpen-rorafizaus/when-you-smile-2/520232524727531
READ MORE - Cerpen: When You Smile #2

Cerpen: When You Smile #1

Pagi ini pagi yang indah!
Setidaknya itu yang ada dipikiran seorang gadis yang sangat mempedulikan penampilannya. Gadis itu masih mendapatkan tatapan kagum dari teman -teman sekolahnya. Tatapan yang selalu didapatkannya dengan mudah.

Gadis itu menatap wajahnya di cermin dengan senyum mengembang. Mengagumi kecantikan wajahnya sendiri. Bedak yang tidak terlalu tebal dan rambut hitam sepinggang yang dibiarkan terurai membuat penampilannya terlihat fresh pagi ini. Ditambah sebuah jepitan yang sudah ada dikepalanya sejak pagi tadi memberikan kesan manis.

"Lo emang cantik Aira Layla Ranisa," ucapnya bangga terlebih pada dirinya sendiri.

Suara dehaman yang terdengar dari sebelah membuat gadis itu tersadar akan satu hal. Aira lupa kalau dia tadi ke kamar mandi tidak sendiri, melainkan bersama temannya, Gina. Beginilah Aira kalau sudah menatap wajahnya dikaca, dia akan lupa sekitarnya.

"Princess Aira, udah selesai banggain dirinya? Bentar lagi bel," ingat Gina.

Kenny terkekeh lalu mengamit tangan Gina. "Yuk, kelas,"

Aira mengaduh dalam hati ketika melihat sosok jangkung itu berdiri disana, tertawa dengan beberapa temannya. Orang itu menatap Aira dan tersenyum. Senyum sinis yang selalu di berikannya pada Aira bahkan sudah sangat dihafal gadis itu. Jujur, Aira benci senyum itu dan tatapan mengejek yang selalu diberikan orang itu padanya.

"Rambut apaan, nih?" ejek orang itu begitu sudah berdiri dihadapan Aira. Tangannya terulur merusak poni Aira.

"Erfaaan!" Aira menyingingkirkan tangan orang itu dari kepalanya. "Singkirin tangan lo!"

Erfan menurut, diturunkannya tangan sambil masih menahan senyum. Baginya merusak pagi Aira akan membuat paginya semakin indah. Tapi bagi Aira, bertemu dan diganggu Erfan adalah hal yang tak pernah ingin dialaminya dalam hidup.

"Elo tuh kenapa, sih hobi banget ngerusah pagi gue?" tanya Aira kesal, tangannya masih bergerak merapihkan poninya yang sedikit berantakan.

"Suka aja," balas Erfan santai. Dikedipkannya sebelah mata dan segera membalikan tubuh.

"Dasar cowok sandal jepit!"

Langkah Erfan mendadak terhenti begitu mendengar teriakan penuh emosi itu. Dia membalikan tubuh dan mengangkat salah satu sudur bibir, tersenyum sinis.

"Kemarin lo bilang gue cowok mata teri, kemarinnya lo bilang gue cowok kepala kelinci, kemarin -kemarinnya lagi lo bilang gue cowok evil," Erfan berhenti sebentar sambil mengangkat alis tinggi -tinggi. "Kira -kira besok apa lagi?"

sumber: https://www.facebook.com/notes/kumpulan-cerpen-rorafizaus/when-you-smile-1/513366885414095
READ MORE - Cerpen: When You Smile #1

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 16

"beraninya kau!" bentakku melotot marah dan berdiri tegak. Tan ikut bangkit dengan gaya yang santai. Sial! Apa dia tidak merasa bersalah sama sekali. Di kasih makan apa dia?!

"anggap saja aku tidak sengaja!" katanya terdengar datar dan cuek. Huh! Dia benar benar ingin mati rupanya.

"jadi maksudmu kau sengaja?"

"ya!aku sengaja menjatuhkan diri diatasmu agar bisa menciummu, jelas?" aku melotot tak percaya. Ku tendang sekuat tenaga kakinya dan menyeringai puas ketika ia meringis kesakitan.

"kenapa kau tega sekali? Kau kejam!" teriaknya masih sambil meringis. Aku tertawa iblis.

"itu tidak seberapa dengan pelecehan yang sudah kau lakukan padaku!dasar tidak tau malu!" aku melangkah pergi setelah menyempatkan diri menendang kakinya sekali lagi. Tan menjerit kesakitan, tapi aku tidak perduli.

Kuturuni satu persantu tangga yang menghubungkan lantai 3 dengan atap ini. Tiba tiba, aku merasa menginjak sesuatu. Segera kuangkat kakiku dan melihat sesuatu yang berkilau di bawah sepatuku.

"cincin?" gumamku sambil memungut benda kecil berkilauan itu. Cincin yang cantik. Siapa orang sok kaya yang sudah membuang buang benda berharga ini. Aku terus menimang nimang cincin ini sepanjang jalan menuju kantin. Dan tiba tiba saja terpikir olehku untuk membaliknya. Siapa tau ada ukiran nama didalamnya. Dan langkahku terhenti ketika ku dapati ukiran nama tak asing dibalik cincin ini.

"TAN" begitu ukirannya. Apa ini milik si setan? Tapi masa cincin perempuan begini miliknya. Dan lagi dia bilang Tan bukan nama panggilannya. Jadi cincin ini apa? Aku bingung. Ah, kusimpan saja dulu. Ku kantungi cincin itu lalu melanjutkan langkahku.
##
Pulang sekolah, aku berdiri di depan kelas Tan. Aku mau langsung tanya padanya. Tapi sudah 10 menit dia belum juga keluar. Akhirnya ku longokkan kepalaku dari balik pintu dan langsung kaget. Tidak ada seorangpun dikelas ini! Aku yakin tidak melihatnya keluar tadi, apa dia keluar lewat jendela?

"sedang apa di sini?" aku terlonjak saat mendapatkan sebuah tepukan di bahu. Segera ku tolehkan kepalaku kebelakang. Fiuh.. Ternyata guru seni yang mengajar di kelasku tadi. Pak Roni. Dia masih muda dan tampan. Heheh..

"aa..tidak pak, hanya mencari teman" jawabku santai. Pak Roni mengangguk mengerti.

"oh ya..bisa tidak bapak minta tolong padamu?"

"minta tolong apa?"

"bapak buru buru, ada urusan.. Mau tidak bantu bapak menyimpan buku ini diruang musik?"

"hm.." aku berpikir sejenak kemudian mengangguk sambil tersenyum. Pak Roni menyodorkan buku paket di tangannya padaku lalu pergi setelah menggumamkan terimakasih.

Kini aku harus jalan ke ujung lantai 2 ini. Karena di sanalah letak ruang musik. Segera kubuka pintu yang tidak pernah di kunci ini lalu berjalan masuk. Ruang ini cukup luas dan disudutnya ada rak buku. Di situlah aku akan meletakkan buku ini.

Tiba tiba langkahku memelan dan berhenti. Aku tertegun, ada seseorang yang terbaring di tengah ruangan. Kurasa aku tau siapa itu, tapi aku mendekat juga untuk memperjelas penglihatanku.

"Tan?" gumamku seraya memperhatikan lekat lekat wajah orang yang terbaring dg mata terpejam didekat kakiku ini. Memang benar Tan. Sepertinya tidur? Waa.. Aneh sekali, tidur di tempat seperti ini. Pantas tidak ada dikelas, pasti ia bolos dan tidur disini.

Degh! Jantungku tiba tiba saja berdentum keras. Kenapa ini? Kenapa rasanya deg degan sekali setiap melihat tampang polosnya saat tidur? Waa.. Dia benar benar tampan! Manis! Imut! Aku duduk di samping tubuhnya dan memperhatikan wajahnya lebih dekat. Oh Tuhan.. Dia mempesona sekali. Plak! Aku langsung menepuk pipiku, menyadarkan diri dari pesonanya. Ingat Karin, tujuanmu kesini untuk menyimpan titipan pak Roni. Aku bersiap bangkit, baru sampai menjongkok, tanganku di tarik sampai aku tersentak ke depan dan wajahku hampir bertabrakan dg wajah Tan. Ia membuka matanya pelan menahanku dalam posisi seperti ini.

"mau kemana?"

"huh?"

"tetap disini! Kau datang tanpa di undang jadi kau tidak boleh pergi tanpa izin!" Tan mendorong keningku dengan telunjuknya sampai wajahku menjauh darinya. Barulah ia bangkit duduk, sialnya tanganku masih di tahannya. Mau apa sih dia?

"maksudmu apa?aku datang kesini bukan karna mu! Aku mau menyimpan titipan pak Roni, lagi pula aku tidak tau ada kau disini!" ketusku berusaha membebpaskan tanganku namun sia sia.

"baiklah.. Anggaplah ucapanmu itu benar, tapi mau apa kau duduk di situ?"

"uh?itu..itu.." sial! Aku tak tau mau jawab apa. Ia melirikku nakal. Dasar picik! Apa dia cuma pura pura tidur tadi?

"kau pura pura tidur ya?"

"tidak!aku benar benar tidur, tapi aku merasa jika seseorang berada di dekatku!"

"haah, sudahlah!aku mau pergi!lepaskan aku!"

"akan ku lepaskan setelah kau menciumku!"

"huh?"mataku membulat kaget, dia malah pasang tampang tanpa dosa.

"disini saja.." ucapnya sambil menunjuk pipi kirinya yang chubby.

"otak mesum!" teriakku seketika menyerangnya dengan buku di tanganku. Ia mengaduh, tanganku dilepasnya refleks.
READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 16

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 15

Aku segera berlari ke ruang kesehatan dan secepatnya naik ke atap setelah mengambil kotak p3k secara sembunyi sembunyi agar tidak ketahuan petugas, aku takut di introgasi mau ku apakan kotak p3k ini. Ah, bisa panjang urusannya.

Nafasku terengah engah begitu memijakkan kaki dilantai atap. Sambil mengatur nafas, kucari Tan di segala sisi atap ini dan ku temukan ia sedang duduk di bangku sambil mual mual. Aku segera menghampirinya.

"kemana saja kau? Mau aku mati di sini baru kau datang? Mana airnya?cepat cuci tanganku, aku sudah tidak tahan! Oya apa kau punya minyak wangi? Bau anyir ini sangat membuatku mual"

"sepertinya aku lupa bawa air"

"apa?cepat ambilkan!!" Tan berteriak sampai aku harus tutup kuping. Dahsyat sekali suaranya.

"tunggu sebentar!" aku langsung lari menuju kantin. Bayangkan saja, harus bolak balik turun tangga sambil lari lari. Tapi bagaimanapun aku yang membuatnya begitu jadi aku juga yang harus tanggung jawab.

Dikantin aku membeli sebotol air mineral lalu kembali ke atas. Seperti yang ku duga, ia mengoceh lagi.

"astaga! Kau ambil air dimana? Disungai? Sekalian saja ambil di laut!" ocehnya sebal sambil merebut air itu dari tanganku lalu di basuhkan ke tangannya. Selanjutnya ia menatapku keki.

"kenapa masih pasang tampang bodoh itu di depanku? Kau tidak mau mengobatiku?"

"aku hanya heran kenapa ada laki laki yang lebih cerewet dari nenekku! Kemarikan kepalamu"

"kau bodoh!memangnya kepalaku bisa dicopot! Sini duduk!" Tan menarikku duduk disampingnya lalu mengarahkan kepala belakangnya di depanku. Aku mendesah lalu lekas mengobatinya. Tanpa sepengetahuannya ku gunting sedikit rambutnya agar bisa menempalkan perban. Ah, kalau di tau, ku jamin aku di semprot liurnya.

"selesai!"kataku usai melingkarkan perban di kepalanya. Tan berbalik menghadapku sambil menyentuh nyentuh perbannya.

"kenapa rasanya ada yang aneh?" tanyanya bingung.

"apanya yang aneh?tidak ada!"

"apa aku terlihat jelek? Apa perban ini mengganggu penampilanku? Menurutmu bagaimana? Aku tetap tampan kan? Yah.. Meskipun pada dasarnya tampan tetaplah tampan, tapi aku takut ini kelihat aneh.." aku melongo mendengar kalimatnya barusan. Astaga dia pd sekali, aku saja malu mendengarnya.

Ku akui dia memang sangat tampan, tapi alangkah lebih baiknya jika dia tidak berlebihan memuji dirinya.

"Waa.. Ternyata perban ini membuatku makin keren.." katanya sambil mengaca dilayar ponselnya. Aku mendengus. Sekarang apa lagi? Dia memotret dirinya sendiri sambil bergaya sok imut dg senyuman yg manis? Tuhan.. Masih adakah orang ternarsis di dunia ini selain dia?

"aku bisa gila lama lama berada disini, nikmati hidupmu.. Aku pergi dulu sepertinya sudah waktunya istirahat!" aku melangkah pergi sambil melambaikan tangan padanya tapi ia menarikku kuat sampai aku terduduk di pangkuannya. Lalu Jpret! Aku mendongak tak percaya.

"a-apa yang kau lakukan?"

"kau berat!" bukannya menjawab pertanyaanku, dia malah mendorongku menyingkir dari pangkuannya. Aku menatapnya marah sambil berkacak pinggang.

"kenapa kau lakukan itu?cepat hapus fotonya.."

"wah,kau jelek sekali!lain kali jika berfoto dg ku bergayalah yang manis agar tampak serasi!"

"hapus!" bentakku berusaha merebut ponselnya tapi dia dengan lihai mengelakkannya.

"heh, kau tidak punya malu ya? Mau merebut ponselku? Enak saja!"

"kubilang hapus foto itu!"

"kenapa harus ku hapus? Ini kan ponselku, hakku mau menghapus atau tidak"

"tapi ada wajahku disitu!"

"ada wajahku juga!sudahlah biarkan foto ini ku jadikan koleksi, pergilah sana!"

"apa kau bilang koleksi? Tidak! Hapus sekarang juga!" aku kembali berusaha merebut ponselnya, Tan mengelak lagi ia berdiri di atas bangku dan menjulurkan lidahnya padaku.

"jahat kau setan!" kataku menarik narik bajunya. Tan menjerit dan hilang keseimbangan lalu terjatuh menimpaku, dan bibirnya mencium pipiku entah sengaja atau tidak. Aku menjerit lalu mendorongnya menjauh.
READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 15

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 14

Di kelas aku sungguh bosan. Guru bahasa sedang mengoceh di depan di tambah Hanna yang mencerhtakan tentang pangeran impiannya dengan sangat berapi api. Aku dapat melihat matanya berkilat kilat.
"kau tau? Dia itu adalah makhluk paling keren dan juga tampan! Ditambah imut dan juga manis, oh ya ampun! Dia sangat sempurna! Dan kau tau apa lagi? Otot otot perutnya sungguh sexy! Semua wanita jatuh hati padanya! Ya tuhan.. Andai aku bisa mendapatkannya, pasti aku akan melayang terbang di.."
TUK! Hanna meringis sambil mengusap usap kepalanya sedangkan aku buru buru menekuni bukuku. Bagaimana tidak Hanna baru saja mendapat lemparan tutup spidol yg mendarat tepat dh kepalanya oleh guru bahasa dan dengan garangnya guru itu menatap kami.

"perhatikan bukumu!" katanya tegas. Hanna mengangguk penuh ketidak relaan. Aku ingin tertawa tapi dalam hati saja. Hahaha..!!

"pak!bolehkah aku ketoilet sebentar?" aku mengangkat sebelah tanganku sambil minta izin keluar. Senangnya aku di izinkan. Segera saja aku lari keluar sambil memegangi perut biar mereka percaya kalau aku mau pub!

Selepas dari kelas, aku berjalan santai. 20 menit lagi bel istirahat. Di kelas juga sudah di absen, jadi tidak masalah kalau aku tidak kembali kekelas. Hahai! Bolos kecil kecilan yang membuatku bahagia. Aku mau kemana ya? Ah, kekantin saja!

Aku menuruni satu persatu undakan tangga sambil melamun. Melamunkan apa juga aku tidak tau. BRUK! Aku terkecoh karena menabrak seseorang yang mau naik. Aku masih bisa menjaga keseimbangan sementara orang yang ku tabrak kehilangan keseimbangan dan refleks menarik tanganku. Alhasil kami jatuh berguling dengan posisi gantian menimpa. Aku menutup mataku erat erat. Apa aku akan mati sekarang? Tidak!! Aku belum bertemu jodohku!!

Jduk! Bunyi benturan itu terdengar seiring terhentinya kami berguling. Aku masih memejamkan mata, ku rasa bukan aku yg terbentur karena aku dalam posisi menimpa sekarang.

"me-menyingkir dariku bodoh!" aku tersentak, mataku melotot tak percaya saat ku temukan wajah imut ini di depan wajahku.

"kau tuli hah?menyingkir!kau berat!" suara ringisan Tan membuatku bangkit dan duduk di anak tangga terakhir. Aku menunduk malu.
Tan juga bangkit duduk tapi masih di tempat kami jatuh tadi.

"maafkan aku.."kataku merasa bersalah.

"apa ini? Darah?" aku tersentak dan menoleh cepat kearah tan yang bersuara tadi. Ia menatap tangannya yang terkena cairan merah dan sebelah tangannya lagi membekap mulutnya sendiri. Terdengar bunyi cekukan dari nya.

"darah apa itu?"tanyaku konyol.

"darahku bodoh! Kau kira darah apa? Darah menstruasi?"

"ih,kau ini jorok sekali! Apa? Darah kepalamu?" aku terlonjak lalu segera pindah posisi di belakangnya.

Ku sentuh rambutnya yang sedikit basah. Ah.. Benar benar darah. Aku menjerit takut.

"bagaimana ini? Kau pendarahan! Harus segera kerumah sakit! Kau butuh tranfusi darah! Ayo!" aku berdiri dan memegang tangannya tapi tan melepasnya kasar.

"aku tidak butuh transfusi darah! Dasar kampungan! Ini hanya luka kecil! Obati aku! Ku tunggu kau di atap oke? 5 menit! Bawakan air juga!" tan berdiri lalu berjalan terhuyung huyung menaiki tangga. Aku kelabakan takut dia jatuh tapi yang ada dia malah memplototiku.
READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 14

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 13

Senyumnya lenyap berubah menjadi manyun. Semakin dekat jarak antara kami. Aku masih saja terpaku di tempatku. Ia semakin mendekat dan berhenti tepat di hadapanku. Deg deg deg! Kusentuh dadaku. Ada apa ini? Kok rasanya deg degan sekali?

"hallo gadis cengeng! Apa kabar?" ia tersenyum sinis menyapaku. Haah.. Apa apaan dia? Aura setannya keluar! Beda dengan saat berjalan tadi. Apa hanya padaku dia bersikap seperti ini? Ah, memang dasar setan! Aku mendelik kearahnya dg tatapan super jengkel.

"siapa kau?" tanyaku datar. Ia kelihatan kaget atau lebih tepatnya pura pura kaget.

"oh my god! Kau pikun sekali! Apa wajah tampanku ini susah sekali di ingat? Memang sih tampang setampan ini langka tapi masa iya kau lupa?"

"ya ampun! Kadar pd mu itu bisa di turunkan sedikit tidak? Itu membuatku mual"

"hey, semua orang tau kalau aku tampan"

"what ever! Bisakah kau minggir sekarang? Aku mau kekelas"
kataku masih dg suara datar dan tampang jengkel. Biar dia tau betapa jengkelnya aku pada dia.

"kau kan mengajakku ngobrol tadi, bagaimana bisa kau mau pergi begitu saja?"

"huh? Kapan aku mengajakmu ngobrol? Kau yg menyapaku tadi, dg sapaan yg amat sangat memalukan! Lihat siapa sekarang yg pikun! Minggir kau!"

"memang siapa yg mau terus terusan bicara disini dg mu? Ke Ge-eran sekali kau! Sana pergi, aku bosan melihat wajah kusutmu itu! Cepatlah kau setrika wajahmu ya! Wajah kusut tidak baik untuk kelangsungan hidup!"
apa? Ini penghinaan namanya. Ia menepuk bahuku beberapa kali lalu berjalan melewatiku. Aku mendesah menahan geram. Tuhan.. Jika semua makhluk didunia ini seperti dia, aku bisa gila! Kembali ku lanjutkan perjalananku menuju kelas dg langkah berat aku menaiki tangga, jauh sekali rasanya. Seandainya saja ada seseorang yg bisa mendampingiku, membantuku melewati rintangan hidup ini dan senantiasa menghapus air mataku dan memelukku erat. Alangkah bahagianya aku.. Ah, hanya mimpi! Pada kenyataannya aku justru di pertemukan dengan adik kelas menyebalkan tak tau diri itu yg di beri nama oleh ibunya Daniel Tan! Aku benci dia
READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 13

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 12

"ah, ibumu menyebalkan sekali, baiklah.. Aku pulang!" Tan membalikkan badannya dan berjalan pelan. Aku masih berdiri disini. Beberapa saat kemudian, Tan berbalik badan ke arahku.

"apa?" tanyaku heran.

"kita tidak jadi berteman!" katanya dg muka masam lalu mempercepat jalannya meninggalkanku. Aku hanya mendecih sebal. Ku balikkan tubuhku dan berjalan gontai memasuki pekarangan rumahku. Aku terkejut dan seketika berhenti berlari karena tiba tiba pintu terbuka dan mama muncul diambangnya.

"dari mana saja kau huh?" tanyanya melotot. Aku menolehkan kepalaku kebelakang. Tan benar benar sudah pergi.

"dari sekolah"

"pulang sekolah jam setengah 3 kan? Kemana saja kau selama 1 setengah jam?"

"aku di sekolah! Ada kelas tambahan"

"sejak kapan kau berani membohongi mamamu huh? Tadi mama telpon kesekolahmu dan katanya semua murid sudah pulang jam setengah 3! Jadi kau kemana?"

"aku..aku kerumah Hanna"

"tadi mama juga telpon Hanna"

Sial! Aku terpojok, tak tau harus menjawab apa lagi sekarang. Akhirnya aku hanya menunduk mendengar omelannya.

"keluyuran pulang sekolah adalah hal yg tak pantas kau lakukan! Dan tadi kau berusaha membohongi mama? Pandai sekali kau sekarang! Lain kali kalau kau begini lagi, mama akan menyekolahkanmu ke luar negri! Masuk!" aku menyeka air mataku lalu berlari masuk ke dalam kamar. Aku sedih! Benar benar sedih.
@@@
Hari ini aku pergi sekolah diantar supir. Aku sungguh bosan. Mama terus menceramahi dan mengomeliku. Memang kapan dia pernah peduli padaku?

"sudah sampai nona.." aku mengangguk lalu lekas turun dari mobil. Usai berpamitan aku pun masuk gerbang. Jalanku lesu sekali, benar benar tidak ada semangat. Hidupku memang selalu membosamkan sekali. Langkahku tertahan. Pandanganku menerobos semua yang ada di depan dan berhenti tepat di wajah seorang pria yg berjalan berlawanan arah. Itu Tan! Ia kelihatan keren sekali. Sangat stylish. Aku seperti baru terkena hipnotis. Sesekali ia tersenyum menyambut sapaan siswi siswi di sekitarnya. Dan sekarang dia.. Dia melihatku!!
READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 12

My Life bagian 5

Aku terus berlari sampai aku tiba di rumah. Aku
langsung menuju kamarku dan meluapkan
tangisanku di kamarku tanpa memperdulikan kak
Ryan yang memanggilku. Kak Ryan pun masuk dan
''Ada apa? Kenapa kamu nangis? Coba ceritain deh.
Siapa tau kak Ryan bisa bantu.'' ujarnya. Aku hanya diam dalam tangis dan memeluk kak Ryan.''Kak,
sebenarnya, apa sih hubungan kakak sama Kevin?
Please, jujur sama Angel.'' ucapku di sela-sela
tangisku.''Sebenarnya,

Part 5

''Sebenarnya... Kamu ingat orang yang kakak sukai?'' tanyanya ''Fera?'' tanyaku ''yap. Dia itu sodaranya Kevin. Kevin membantu kakak untuk mendapatkan Fera. Tapi, tanpa setahu Kakak dan Kevin, Fera sudah mempunyai pacar di Amerika. Dan sekarang, dia sudah pindah ke Amerika dan memiliki keluarga yang baru. Kakak mohon ke Angel. Hargailah Kevin. Kevin sering membantu kakak. Apa adik cantik ini tak mau membantu kakak?'' ujar kakakku
''Ya deh kak.... '' ucapku memasang wajah cemberut ''jangan cemberut dong. Cantiknya ilang loh.'' ujarnya. Aku hanya tersipu malu.


''Kakak tau Rifki?'' tanyaku kemudian ''tau. Yang waktu itu suka main sama kamu kan? Kenapa?'' tanyanya ''Kevin itu mengaku bahwa dia itu adalah Rifki.'' ucapku ''masa? Bagaimana ceritanya? Kok bisa?'' tanyanya dengan wajah bingung.''Aku juga nggak tau kak. Maka dari itu, aku mohon ke kakak untuk mencari tahu itu semua. Aku mau semuanya jelas. Aku kangen sama Rifki. Sudah beberapa tahun ini aku tak bertemu dia.'' ujarku. Tak terasa butiran-butiran kristal jatuh dari mataku.''Ya Angel. Sabar. Kakak pasti mencari tahu itu semua. Jangan nangis lagi.'' ujarnya. Aku hanya mengangguk dan menuju kamar mandi untuk membasuh mukakku.


Kevin P.O.V

Esoknya, seperti biasa. Aku menjemput Angel lagi. Hari ini, aku ingin menyelesaikan semua masalahku. Dalam perjalanan, aku terus berfikir bagaimana caranya untuk menjelaskan semuaya ke Angel.''Aha! Akhirnya dapet juga idenya'' ujarku senang.

Sesampainya di rumah Angel. Aku langsung disambut oleh Kak Ryan.''Pagi Kak.'' sapaku ''pagi.'' sapanya ''Angelnya ada Kak?''tanyaku ''ada. Tunggu sebentar ya.'' ujarnya yang langsung meneriakkan kata ''Angel. Ada yang jemput tuh.'' tak lama kemudian, Angel pun membuka pintu rumah dan menghampiriku dan Kak Ryan.

''Mau ngapain lo kesini? Mau ngericuhin hidup gue lagi?'' tanyanya penuh amarah
''Gue cuma mau ngejelasin semuanya.'' ujarku tenang
''Okey. Jelasin semuanya di sini!'' ucapnya sedikit membentak
''Tapi, lebih baik kita ngejelasinnya jangan di sini.'' ujarku
Kak Ryan yang melihat adegan adu mulut aku dan Angel pun, langsung melerainya.''Udah Ngel. Ikut Kevin aja. Dia pasti punya penjelasannya kok. Dengerin dulu. Dengan kepala dingin.'' ujarnya. Angel pun dengan ogah mengangguk dan naik ke motorku dan aku pun langsung menjalankan motorku ke taman kemarin.


Angel P.O.V

Ngapain lagi dia jemput gue? Ngapain juga dia bawa gue ke taman ini? Heuhhh... Cowok sialan! Bikin gue pusing aja tau gak. Dia juga bawa gue ke tempat masa lalu gue. Haduhhh tambah pusing nih otak gue. Setelah sampai di tengah taman, aku langsung duduk tepat di samping dia.

Kevin P.O.V

''Angel, maafin aku ya. Kemarin, aku sudah lancang. Aku akan menjelaskan itu semua.'' ujarnya ''....'' diam tak ada jawaban. Aku pun terus melanjutkan omonganku.
''Kamu kenal yang namanya Rifki kan? Sebenarnya, Rifki itu aku.'' ujarku
''Bagaimana bisa? Nama lo itu Kevin! Bukan Rifki!'' ucapnya penuh amarah.
''Dengerin gue dulu. Nama gue itu Kevin Putra Rifkiya. Nama belakang gue ada Rifkinya kan?'' tanyanya
''Okey. Kalau lo Rifki, kenapa lo ganti nama jadi Kevin? Kenapa lo gak pake nama masa lalu lo?'' ujarnya sedikit tenang sambil menahan tangis
''Gue gak pake nama Rifki karena gue punya kenangan yang tidak menyenangkan. Dulu,

Flash back
''Ki, kamu kenapa?'' ucap ibuku sambil memegang tubuhku yang hampir jatuh
''Bu, aku pusing sekali.'' ujarku lirih sambil memegang kepalaku.
Aku pun di bawa ke rumah sakit terdekat dan difonis bahwa aku menderita Tumor. Aku pun di bawa ke Singapura untuk menjalani pengobatan selama 2 tahun kurang. Karena aku kangen kamu, aku ngerengek pulang ke Indonesia. Asalnya aku bukan sekolah di sekolah kamu kan? Tapi, aku fikir, lebih jauh aku sekolah di tempat yang dulu dan aku memutuskan untuk pindah ke sekolah di tempat aku sekarang. SMA Harapan Bangsa. Supaya lebih dekat dari rumah. Dan, tak kusangka, aku bisa bertemu kamu lagi. Angelica Putri Yasmine. Gadis yang cantik.'' ujarku panjang lebar.
''Jadi, kamu Rifki? Kenapa kamu nggak ngomong kalau kamu mau pindah?'' ujarnya sembari menahan tangis.
''Ya. Angel. Maaf. Gak ada waktu lagi. Tapi, apa kabar sayang?'' tanyaku menghiburnya
''Baik... Aku kangen kamu Rifki.'' ujarnya sambil memelukku.


''Aku pun membalas pelukannya. Sungguh, aku merindukan gadis ini.'' ujarku dalam hati.


Angel P.O.V

''Tak kusangka, aku bertemu Rifki. Cowok yang aku sayangi. Cowok yang bisa membuatku tersenyum setiap saat. Terimakasih, Tuhan. Kau telah mengabulkan permintaanku. Bertemu dengan Rifki.'' ucapku dalam hati. Aku tak bisa membendung butiran-butiran kristal ini. Dan satu-persatu kristal itu jatuh.''I LOVE YOU Rifki.'' ucapku dalam hati ''aku akan selalu menyayangimu. Selamanya.'' ujarku masih dalam hati. Aku terlalu malu untuk mengungkapkannya.

Kevin P.O.V

Kalau Angel lagi nangis, cantik juga.
''Angel, udah ah jangan nangis. Jelek tau gak. Mendingan senyum. Aku akan selalu menjagamu kok.'' ujarku menghiburnya. Angel mendongkakkan kepalanya dan berkata''menjagaku? Bagaimana bisa?'' tanyanya heran dan melepaskan pelukannya.
Aku langsung berjongkok tepat di hadapannya dan mengeluarkan sesuatu dari tasku. Sebuah kalung dan bunga mawar putih.


''Kamu mau nggak jadi pacar aku? Kalau mau, kamu ngambil kalung ini. Dan kalau nggak, kamu mengambil bunga mawar putih ini. Kalau kamu mengambil bunga mawar putih ini, hari ini juga kita terakhir bertemu.'' ujarku
''Aku akan mengambil bunga mawar putih..'' ujarnya memasang wajah yang tidak bisa diartikan. Aku melipat wajahku. Kecewa. Ketika ingin pergi,
''Dan kalung ini. Yes i do. Aku mau menjadi pacar kamu. Supaya kamu selalu menjagaku dimanapun aku berada.'' tambahnya sembari tersenyum manis.
Aku langsung memakaikan kalung ini ke lehernya.''Cantik.'' ucapku sampai tidak ada satu orang pun yang mendengarnya. Tapi, ''Thanks'' ucapnya. Tak kusangka, dia mendengar ucapanku. Padahal, sangat pelan. Aku pun langsung memeluknya. Dia juga membalas pelukanku. Setelah itu, kami banyak bercerita. Masih ditaman itu juga.


Angel P.O.V

Ahhh.... Senangnya... Aku akan selalu menyayangimu Rifki.

''Vin, apakah penyakitmu sudah sembuh?''tanyaku disela-sela obrolan
''Sudah kok.'' ucapnya. Tapi, kulihat di matanya ada keraguan dan kesedihan. Padahal ini adalah moment paling berbahagia menurut kita berdua. Aku pikir.
''Okey. Oh ya, aku memanggilmu Kevin atau Rifki ya?'' tanyaku
''Kevin aja. Supaya keren sedikit. Haha.'' ucapnya sembari tertawa renyah
''Okey deh. Kevin.'' ujarku tertawa juga


Author P.O.V

Tak terasa, sore pun datang. Kevin langsung mengajak Angel pulang.
Mereka pun pulang. Sesampainya di rumah Angel. Angel langsung turun dari motornya Kevin. Angel juga mengucapkan terimakasih dan melambaikan tangannya kepada Kevin.''Hati-hati sayang. Jangan ngebut!'' tambahnya dengan suara lembut. Kevin pun hanya mengangkat jempolnya ke udara dan mengangguk.

Kevin P.O.V

Akhirnya sampai juga di rumah. Aku langsung menuju kamar dan mengingat apa saja yang sudah terjadi tadi pagi hingga sore hari. Maaf Angel, aku tidak bisa mengungkapkan penyakitku yang sebenarnya. Sebenarnya, aku masih sakit. Bahkan, hidupku tinggal beberapa minggu lagi. Bahkan hari pun bisa.
Tiba-tiba kepalaku sakit. Sangat sakit hingga,
''Mamah... Tolong Kevin! Mah! Kepala Kevin sakit! Mamah...'' teriakku dan kesadaranku pun hilang ketika seseorang membuka pintu kamarku.


Author P.O.V

Mamah Kevin pun langsung berlari tergesa-gesa menuju kamar Kevin dan melihat Kevin sudah tak sadarkan diri di lantai dengan hidung mengeluarkan banyak darah. Mamah Kevin pun langsung membawa Kevin ke rumah sakit dan menelpon Ayahnya untuk segera menyusul ke rumah sakit. Di rumah Angel, Angel tidak enak rasa. Seperti ada sesuatu yang terjadi dengan Kevin. Dan dari tadi, saat dia menelpon Kevin, selalu saja tidak diangkat. Menambahkan kekhawatiran gadis itu. Sampai-sampai, Angel pingsan dan mengeluarkan banyak darah dari hidungnya. Di tempat lain. Rumah Sakit. Kevin tak sadarkan diri di ruang UGD. Mamah dan Ayahnya terus saja berdoa kepada-NYA untuk melindungi anak semata wayangnya
melewati masa kritisnya. Akhirnya Kevin sadar dan ''Angel mana? Angel!'' ujarnya dengan berteriak. Mamahnya yang melihat itupun langsung menenangkan Kevin dan mengisyaratkan untuk diam.


Kevin P.O.V

Rumah sakit? Ngapain aku di sini?
''Mah, kenapa Kevin di rumah sakit?'' tanyaku
''Tadi kamu pingsan. Jadi mamah membawamu ke sini. Gimana keadaan kamu? Udah baikkan?'' tanyanya
''Udah kok mah.'' ujarku.
Aku pun mencoba untuk tidur. Karena hari sudah malam.

Angel P.O.V

''Aku di mana kak?'' tanyaku
''Di rumah sakit. Tadi kamu pingsan. Keadaan kamu gimana? Udah enakkan?'' tanyanya
''Udah kok kak. Papah sama Mamah tau Angel di sini?'' tanyaku
''Tau lah. Sebentar lagi mereka nyampe.'' ucapnya.

Dan tak lama kemudian, pintu terbuka dan ada dua orang yang masuk. Papah dan Mamah.
''Bagaimana keadaanmu nak? Masih sakit?'' tanya mamah
''Udah kok. Udah gak sakit lagi. Oh ya, mah? '' ucapku
''Ada apa nak?'' tanyanya
''Maafin Angel ya. Angel suka ngebantah mamah. Angel khilaf. Mama mau maafin Angel kan?'' tanyaku dengan muka sedih
''Mau lah. Mama ngerti kok. Maafin mamah juga ya. Mamah jarang ngejaga Angel.'' ujarnya
''Ya mah.'' ujarku
''Ke papah nggak nih?'' tanya papah
''Haha nggak lah pah. Papah juga. Angel sayang semuanya.'' ujarku

kami pun berpelukan bersama.

Aku pun mencoba untuk tidur. Akhirnya aku tertidur juga. Pagi harinya, aku terbangun. Aku ingat sesuatu, dan...


Ayo.. Dan apa? Haha
READ MORE - My Life bagian 5

My Life bagian 4

Tak lama, kami pun sampai. Aku langsung turun dari
motor Kevin. Cewe yang ada di tempat parkir,
langsung berbicara yang tidak-tidak. Mulai dari
cewek ganjen, pacar jadi-jadian, atau apalah. Aku
yang mendengar itu pun hanya terus berjalan tanpa
menanggapi pernyataan gosip-gosip itu. Sampai,.....

Part 4


Sampai.... Kevin merangkulku dan membuat cewek-cewek tadi tambah menatapku sinis.''Ngapain sih lo? Ngerangkul-ngerangkul gue lagi! Liat tuh tatapan sinis penggemar lo! Emang loe sapa? Hah?'' ucapku emosi dan melepaskan rangkulan Kevin itu.''Tenang dong sayang. Mereka gak akan marah kok.'' ujarnya tanpa malu.'Ngapain lo manggil gue sayang? Emang gue pacar lo?'' tanyaku sinis ''nanti. Sedang proses.'' ucapnya santai. Aku pun langsung masuk ke kelas tanpa menanggapi omonganya dan langsung melemparkan tasku ke meja.


JJJJ

Bel pulang pun berbunyi. Aku langsung pergi dari kelas tanpa mendengarkan ocehan dari mulut Kevin itu. Tapi, perkataan Kevin barusan, menghentikkan langkahku. Dan respon, aku langsung berbalik.''Apa maksud lo? Maksud Kak Ryan nyuruh lo buat ngejaga gue? Apaan sih? Gue gak ngerti.'' ujarku. Kevin hanya diam dan menarik tanganku menuju motornya dan menyuruhku untuk naik ke motornya. Aku pun naik dengan ogah-ogahan. Tak lama kemudian, kami sampai di, taman? Ngapain kita ada di sini? Akupun hanya diam dan mengikuti Kevin menyusuri taman ini. Akhirnya kita sampai di tengah taman dan di sana ada sebuah bangku. Kevin langsung duduk dan mengisyaratkan untuk aku duduk disebelahnya. Aku pun duduk disebelahnya dan Kevin berkata ''Apakah kau ingat taman ini?'' ucap Kevin. Aku mengingat-ingat apakah aku pernah kesini. Tapi, nihil. Aku tak mengingat apapun. Otakku terus bekerja sampai

Flash Back
''Hey, ayo kita duduk di sini. Sebentar lagi, kita akan menyaksikan matahari tenggelam. Tepat dihadapan kita. Cepat. Apakah kamu senang?'' tanya seorang cowok yang sedang menunggu jawabannya dariku. Aku hanya mengangguk dan menyenderkan kepalaku ke bahunya.''Semoga hari ini, menjadi hari yang paling terbaik dan menyenangkan dalam hidupku.'' ujarnya lagi.

''Rifki? Sekarang kamu di mana?'' ucapku dengan nada sedih.''Ya, aku pernah ke taman ini dengan sahabat kecilku. Rifki namanya. Kenapa kau menanyakan itu?'' tanyaku
''aku menanyakan itu karena aku rindu dengan gadis yang pendiam tetapi ceria. Gadis yang selalu membuatku tersenyum. Gadis yang menurutku gadis yang kuat dan pintar. Bukan gadis yang emosional, jutek, pemarah, pembenci,pembangkang,dll. Gue pengen lo berubah, dan menjadi gadis yang imut, lucu,penurut,kuat, dan apa yang gue tadi bilang. Dan, Rifki itu gue.'' ucapnya lembut.''Lo bukan Rifki ! Lo juga gak berhak menasehati gue! Apa karena yang lo bilang tadi, gue bisa percaya lo Rifki? Hah? Gak semudah itu lo ngaku sebagai Rifki. Menurut gue, lo hanya Kevin yang membawa sial buat gue!'' ucapku emosi dan meninggalkan taman itu.


Aku terus berlari sampai aku tiba di rumah. Aku langsung menuju kamarku dan meluapkan tangisanku di kamarku tanpa memperdulikan kak Ryan yang memanggilku. Kak Ryan pun masuk dan ''Ada apa? Kenapa kamu nangis? Coba ceritain deh. Siapa tau kak Ryan bisa bantu.'' ujarnya. Aku hanya diam dalam tangis dan memeluk kak Ryan.''Kak, sebenarnya, apa sih hubungan kakak sama Kevin? Please, jujur sama Angel.'' ucapku di sela-sela tangisku.''Sebenarnya,







Sebenarnya apa ya? Ayoo ikuti terus ceritanya. Mohon maaf jika ada kesalahan typo dan tulisan.
READ MORE - My Life bagian 4

My Life bagian 3

Kevin P.O.V

''Vin, tolong anterin kue ini dong ke tetangga sebelah. Mama baru bikin kue nih. Sekalian silaturahmi. Mau kan?'' ucap ibuku memelas ''ya deh ma. Kevin bakal nganterin kue itu ke tetangga. Yang disamping rumah kita kan?'' tanya Kevin ''ya. Makasih ya Vin. Mama mau beres-beres dulu.'' ujar mamahnya. Aku pun hanya mengangguk dan mengantarkan kue itu ke tetangga sebelah. ''Selamat sore.'' ujarku. Tak berapa lama, pintu pun terbuka dan..''Kamu?'' ujarnya ''ehh,,, iya. Aku mau nganterin kue dari mamahku. Sekalian silaturahmi. Ini.'' ucapku sambil memberi kue tadi.''oh, makasih ya.'' ujarnya. Aku pun hanya mengangguk. Saat aku mau melangkah, ada orang yang menyaut dari dalam rumah.''Ada siapa dek?'' tanyanya ''tetangga sebelah.'' ujar cewe tadi. Tak lama, suara yang kurasa lelaki itupun muncul.''Kamu?'' tanyanya ''eh, iya kak. Apa kabar?'' tanyaku ''baik, kamu?'' ''baik kak.'' ''ayo masuk. Kita bincang-bincang dulu sebentar.'' ujarnya.


Aku pun masuk dan cewe tadi pun menutup pintu.''Ada apa Vin?'' tanyanya ''ada titipan dari mamah. Kue. Tadi udah di kasihin kok ke Angel.'' ucapku. ''okey. Kamu sekolah di mana? '' tanyanya ''aku sekolahan sama Angel kok kak. Malahan sekelas .'' ujarku.''Okey. Salam ya buat mama kamu. Oh ya, minta nomer kamu dong.'' mintanya ''siipp kak. Pasti disampein kok. Okey 083857896543.'' ujarku ''kak, Kevin pulang dulu ya. Udah mau maghrib. dah..'' ucapku. Kak Ryan pun mengantaranku sampai depan pintu. Dan sesudah itu, pintu tertutup.


Angel P.O.V

''Kak, emang kakak kenal Kevin?'' tanyaku. ''Iya. Dia....'' ''dia siapa kak?'' ''nanti juga kamu tau. Kakak tidur dulu ya.'' sambil berlalu. Aku juga langsung menuju ke kamarku. Tapi, nggak langsung tidur. Tepatnya tidur-tiduran. Aku juga memikirkan kenapa Kak Ryan ngerahasian itu. Biasanya kakak terbuka. tapi, sekarang, ah.. Mungkin nanti juga aku tau. Butuh waktu dan proses mungkin. Paginya aku terbangun. Oh my God. Aku lupa ngerjain pr dari pak lucky. Aduhh.. Gimana ya? Tak lama setelah aku berbicara seperti itu, ada yang mengetok pintu kamarku.''Ada apa kak?'' tanyaku setelah membuka pintu ''nih, PR-mu. Udah kakak bikin cara-caranya. Tinggal kamu yang isi dan ngitung.'' ucap kakakku sambil menyerahkan buku PR-ku.''Thank you very much kak.'' ujarku yang langsung menutup pintu kamarku hingga ''Auwww.. Hati-hati dong dek.'' ujar kak Ryan yang memegang dahinya karena menyium pintu. Aku pun hanya tertawa renyah di dalam kamarku.

Setelah aku mengisi PR ku, aku langsung bersiap-siap di sekolah. Aku pun turun ke lantai bawah. Di bawah, kak Ryan langsung memanggilku dari luar. Spontan, aku langsung ke luar rumah. Ternyata, di luar rumah ada kevin dengan motor ninja merahnya. Kata kakakku, aku disuruh bareng sama Kevin. Aku pun berontak tidak mau. Tapi, kak Ryan memberikan alasan yang kuat.''Liat sekarang jam berapa?'' tanyanya sambil menunjuk jam tangan yang ada di pergelangan tangan kiriku. ''Oh my God. Jam 6.15.'' ucapku kaget. Aku pun langsung menaiki motor besar itu sambil pamit ke kakak. Kevin yang melihat dan mendengar itupun langsung tertawa.''Ngapain lo ketawa? Tugas lo itu cuma nganterin gue dan liat lurus ke jalan. Bukan ngetawain gue!'' bentakku. Kevin pun langsung diam dan memperhatikan'jalan' lagi.


Tak lama, kami pun sampai. Aku langsung turun dari motor Kevin. Cewe yang ada di tempat parkir, langsung berbicara yang tidak-tidak. Mulai dari cewek ganjen, pacar jadi-jadian, atau apalah. Aku yang mendengar itu pun hanya terus berjalan tanpa menanggapi pernyataan gosip-gosip itu. Sampai,.....




Ayoo.. Sampai apa ya? Haha tunggu kisah selanjutnya ya :D maaf kalau ceritanya gaje atau apalah.
READ MORE - My Life bagian 3

My Life bagian 2

My Life bagian 2 ~ Pagi harinya, aku terbangun karena cahaya matahari yang mulai menampakkan sinarnya melalui celah-celah jendela. Aku langsung bergegas mandi dan memakai pakaian untuk siap-siap ke sekolah. Sesudah itu, aku langsung turun ke bawah untuk sarapan bersama kakakku.''Pagi Kak. Mah,Pah? Tumben mau makan pagi bareng kita. Biasanya langsung berangkat aja.''sungutku. Mamah dan Papah yang mendengar itupun hanya bisa berdiam diri. Kakak yang melihat itupun langsung memecahkan suasana ''Udah lah Dek, jangan dibahas lagi. Lagian itukan memang pekerjaan mereka. Kalau mereka nggak kerja, siapa yang biayain kita? Pasti kita udah keluyuran nggak jelas tanpa tujuan.'' ucap kakakku bijak.''Aku tak butuh harta! Aku hanya butuh kasih sayang!'' bentakku. Aku pun langsung membanting pintu dan berlari keluar rumah. Kemudian, menyetop angkot yang lewat di hadapanku.


Tak lama kemudian, aku sampai di sekolah. Aku pun langsung duduk di tempat dudukku dan mengeluarkan novel dari tasu untuk mengurangi kejenuhan. Beberapa lembar sudah kubaca. Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Membuat anak-anak di kelas memanyunkan bibirnya. Tak lama sesudah bel masuk, datanglah pak Anton dan membawa satu lelaki yang membuat para kaum hawa berteriak histeris. Bagaimana tidak? Pria itu mempunyai mata berwarna biru langit, tubuh tegap, rambut hair flip acak-acakan tapi bisa membuatnya kelihatan cool,dan berparas indo.''Silahkan perkenalkan diri'' ujar pak Anton.''Hey, nama saya Kevin Putra Rifkiya. Anda semua bisa memanggil saya Kevin.''ujarnya. Mendengar itu, perempuan di kelasku langsung berteriak ''Hey Kevin.'' ''minta nomer telepon dong!'' begitulah rata-rata cewe yang ganjen di kelasku. Kecuali aku. Aku tak begitu suka dengannya. Lagian aku hanya wanita lemah. Tak lama kemudian, cowok yang bernama Kevin itu, sudah duduk manis di sebelah kursiku.''Loh, kok lo duduk di sini?''ucapku ''di suruh Pak Anton. Lo nggak denger?'' tanyanya ''nggak.'' ucapku. Setelah itu pun aku langsung fokus pada bukukku.


Bel pulang pun berbunyi. Aku langsung pergi meninggalkan kelas. Saat mau menyetop angkot, ada yang memanggilku. Spontan, akupun menoleh.''Apa?'' ujarku ''mau bareng nggak?'' tanyanya ''nggak. Makasih.''ujarku yang langsung menaiki angkot yang sudah berhenti dihadapanku. Sesampainya di rumah, aku langsung menuju kamarku. Setelah masuk kamar, aku langsung berganti baju dan duduk di kursi yang ada di balkon kamarku. Di balkon, aku hanya merenung . Menjernihkan pikiranku.


Kevin P.O.V

Kok ada ya cewek yang nggak kesem-sem ngeliat penampilan gue? Wah, cewek misterius nih! Harus gue dapetin! Kenapa gue bisa suka sama cewek itu iya? Mungkin karena dia pendiam, gue suka sama dia. Hehhhh.... Kenapa gue mikirin dia? Lagian , emang dia mikirin gue? Haduuhh kesem-sem berat nih gue. oh, ya! Nama dia siapa ya? Lupa nanyain nih. Besok harus dapet nama dia. Aku pun langsung tertidur sambil memikirkan cewek misterius itu.


Angel P.O.V

Setelah lama termenung, sore pun tiba. Aku langsung mandi dan turun ke bawah untuk mengisi perutku ini. Di bawah, aku melihat kak Ryan sedang menonton televisi. Aku pun mengendap-ngendap mau ngagetin kakak. Tapi, ''Duarr,.... Mau ngapain lo dek?'' tnyanya mengngagetkanku sambil memasang wajah konyolnya. Refleks, aku pun langsung mundur satu langkah karena kekonyolan kakakku itu .''Tadinya, gue yang mau ngagetin lo. Tapi, senjata makan tuan deh jadinya.'' ujarku murung. Kak Ryan yang mendengar itu pun langsung terkekeh pelan sambil mengacak poni rambutku.''Kak, laper! Mau makan. Pesenin Pizza dong!'' ucapku manja. kak Ryan pun langsung terkekeh pelan dan memesan Pizza. Tak lama kemudian, Pizza pun datang. Setelah membayarnya, aku dan kak Ryan, langsung memburu Pizza itu.


continue....
READ MORE - My Life bagian 2

My Life bagian 1

My Life bagian 1 ~ ''Kenapa hidupku selalu diatur-diatur? Aku bisa mengerjalan semuanya sendiri. Tak butuh bantuan orang lain! Aku sudah dewasa. Apa karena penyakitku ini, aku dianggap sebagai anak kecil? Hah? Selalu diatur-atur!'' bentakku kepada kakakku. ''Maaf dek. Maafkan kakak. Kakak tau semua itu berat. Kamu pasti malu kan? Kakak ngerti. Tapi, inilah yang terbaik untuk kamu.''ucap kakakku perhatian.''Okey lah kak. Tapi, jangan terlalu menganggapku sebagai anak kecil lagi. Aku malu dan aku gak mau. Aku sudah dewasa. Okey?''ucapku lagi sambil mengangkat kelingkingku.''Okey adekku sayang.'' ucap kakakku sambil mengapit kelingkingnya ke kelingkingku.

Angelica Putri Yasmine, namaku. Aku berumur 15 tahun. Aku selalu saja dimanjakan oleh kakakku,hanya karena satu penyakit 'Leukimia'. Sedangkan nama Kakaku, Ryan Pratama Putra. Kakaku sangat pengertian padaku. Maka dari itu, aku sayang sama kakakku. Kakakku lah yang selalu menjagaku. Walaupun kadang-kadang aku 'benci' ke kakaku. Gara-gara dia mempermalukanku dihadapan teman-temanku.

Sesudah aku dan kakakku berbicara, aku langsung pergi ke taman belakang rumahku. Di sana, aku langsung menikmati sejuknya udara di sore hari. Aku pun memejamkan mata. Tak lama kemudian, aku pun langsung terlelap dengan posisi tiduran di bangku taman. Malam pun tiba, aku dibangunkan dengan suara teriakan kakakku.''Angel.... Kamu dimana?'' ucapnya ''aku di taman kak'' ucapku setengah berteriak. Kakakku pun langsung menghampiriku. Akupun langsung duduk tegak dan memberi kakakku duduk disebelahku.''Kamu ini, kirain kakak ilang. Eh, taunya di sini. Bikin kakak khawatir aja'' ucapnya ''iya kak. Tapi, aku bukan anak kecil yang selalu di jaga bukan?'' ucapku dengan terkekeh ''iya adekku sayang'' ucap kakaku yang langsung mengacak poni rambutku.

Tak lama setelah itupun, aku dan kakaku langsung masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah, aku bertanya ''Mamah sama Papah belum pulang kak?'' ucapku ''belum dek. Katanya masih ada rapat. Pulangnya malam.'' ucapnya ''selalu.'' ucapku mengalihkan muka. Aku pun langsung berlari ke kamarku dan tak lama kemudian, aku pun sudah terlelap di kasurku yang empuk. Rasanya, tak lama aku memasuki kamar,ada yang datang. Ternyata, yang datang kakaku sambil mengucapkan ''Selamat tidur, sayang.'' ucapnya sambil mengecup keningku. Tak lama sesudah itupun, pintu pun tertutup.''Selamat tidur juga kak.'' ucapku pelan.

Continue..
READ MORE - My Life bagian 1

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 11

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 11 ~ Aku pamit sambil bangkit dari dudukku. Tan ikut berdiri sambil membuang stick es krim dan mengelap bibirnya.

"aku antar!" katanya.

"tidak usah!"

"hei, aku tidak bisa membiarkan wanita pulang sendirian"

"huh?um..tidak usah!kalau kau bawa kendaraan baru aku mau kau antar!" ia nyengir kuda mendengar ucapanku.

"lihat!siapa yg materialistik sekarang? Apa salahnya jalan kaki? Ayo!" ia langsung menarik lenganku dan membawaku turun. Aku hanya menurut. Ah, dia menyebalkan sekali!

Kami berjalan sepanjang rute menuju rumahku. Ternyata rumahku lumayan jauh juga jika ditempuh jalan kaki. Tapi kenapa tadi pagi tidak terasa jauh ya? Mungkin karena terlalu banyak yang kupikirkan.

"rumahmu dimana sih? Kenapa jauh sekali? Kakiku sampai pegal begini!" Tan bersungut sambil sesekali membungkuk untuk memijit betisnya.

"siapa suruh kau mengantarku?"

"kenapa tidak bilang kalau rumahmu di pelosok begini? Kalau tau begini kita kan bisa naik bus tadi! Sekarang aku harur putar balik dan menempuh 1 km. Menuju halte! Menyebalkan!"

"ampun cerewetnyaa.. Pulang saja sana! Rumahku masih 1 km lagi!"

"enak saja menyuruhku pulang! Aku sudah jauh jauh kesini setidaknya harus melihat rumahmu dulu!"

"ya sudah kalau begitu jangan cerewet!"

"aku tidak cerewet!"

"kalau tidak kenapa kau suka sekali mengoceh? Itu kan cerewet namanya!"

"kau juga cerewet dan cengeng!"

"huh!aku makin lelah berdebat dg mu!"

"aku juga!"

hari makin sore, aku sampai dirumah sekitar pukul 4. Kulihat dari luar gerbang, rumah sepi.

"aku masuk dulu, kau pulanglah"

"huh? Kau tidak suruh aku mampir?"

"kau kan bukan temanku untuk apa kusuruh kau mampir?"

"bukan temanmu? Benar juga! Ya sudah kalau begitu sekarang aku temanmu!"

"huh?apa apaan kau ini?"

"kita berteman oke?" ia mengulurkan tangannya. Aku sempat menatap wajahnya yg tersenyum. Ya sudahlah ku jabat saja tangan itu, tapi tetap aku tak menyuruhnya mampir!

"sudah!sekarang pulanglah"

"kita kan sudah berteman kenapa masih mengusirku?"

"mamaku bilang tidak boleh ada tamu laki laki dirumah!".
READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 11

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 10

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 10 ~ Wajahnya masih jengkel saja, tangannya dilipat didepan dada dan matanya naik turun, kiri kanan. Waa.. Bibirnya manyun lagi.

"ayo!" ajakku.

"kemana?"

"kita makan es krimnya sebelum meleleh"

"mau makan dimana?"

"menurutmu dimana?"

"diatap saja!"

"nanti es krimnya meleleh!"

"nona..pakailah ini, ini kantung pendingin, es krimmu tak akan meleleh" paman memberikan sebuah kantung berbentuk shopping bag berukuran kecil padaku.

"berapa paman?"

"tidak usah, anggaplah hadiah dariku"

"hadiah macam apa itu?" cibir Tan. Aku langsung menendang kakinya. Ia meringis.

"maafkan dia paman..dia memang begitu"

"tidak apa, ini terimalah..nanti es krimmu meleleh.."

aku menerima kantung pendingin pemberian paman baik ini lalu berterima kasih padanya(pasti aneh ya nyebutnya kantung, anggap nggak aneh aja ya:D)

Tan merebutnya dari tanganku. Lalu memasukkan es krim kedalamnya. Aku menatapnya sebal.

"kenapa menatapku begitu?"

"tidak!"

gantian kini dia yg menatapku jengkel. Tangannya terulur menyerahkan kantung berisi eskrim itu padaku. Aku menyambutnya. Tiba tiba Tan menarikku dan berlari masuk gerbang. Aku jadi kaget dan ku jamin lariku aneh sekarang.

Sampai diatap, Tan melepaskan tanganku dan duduk diatas bangku. Aku terengah engah mengikutinya.

"kenapa menarikku begitu?"

"kalau tidak cepat es krimnya bisa meleleh"

"heh!kita kan sudah pakai ini!" ketusku sambil memperlihatkan kantung es krim didepan wajahnya. Tan dengan cepat merebutnya dan langsung mengambil sebuah es krim serta cepat cepat membuka bungkusnya dan memakan es krim stick itu. Aku memandangnya prihatin. Dia seperti tengah kelaparan.

"jangan menatapku! Makan saja es krimmu!" katanya dg mata melirik satu es krim lagi didalam kantung. Akupun mengambil es krim itu dan memakannya. Lagi lagi pandanganku berhenti diwajah Tan. Ada apa denganku? Masa aku jatuh cinta padanya? Tan mengankat wajahnya, aku kaget saat pandangan kami bertemu. Buru buru kualihkan pandanganku kelangit.


"sudah sore, aku juga sudah mentraktirmu..aku pulang dulu!"


READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 10

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 9

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 9 ~ Sudah 10 menit lebih aku duduk disini. Dianak tangga lantai dasar yang terhubung dg lantai 2. Tan belum juga muncul. Aku menunggunya disini demi mentraktirnya, padahal bel sudah berbunyi sejak 10 menit lalu tapi dia belum juga muncul. Aku tidak mau menghampiri kekelasnya. Apa kata orang nanti?

Ku dengar derap langkah menuruni tangga. Langkahnya pelan dan santai lalu pemilik langkah itu berdiri di depanku. Langsung saja ku dongakkan wajahku.

"lama sekali kau! Hampir saja aku tidak jadi mentraktirmu!" omelku kesal. PLETAK!!

"aw!"

"dasar bodoh! Datang saja kekelasku! Aku malah mencarimu dikelasmu! Menyebalkan!" ia bersungut. Bibirnya manyun. Waa.. So cute!

"ya sudah.. Ayo jalan!" ajakku sambil berdiri.

"tunggu! Mau traktir aku dimana?"

"ikutlah saja..yang pasti tidak jauh kok!" aku berjalan duluan dan Tan mengikutiku dari belakang. Aku tersenyum lega karena di depan gerbang masih ada tukang es krim yang mangkal. Segera kuhampiri penjual es krim itu.

"paman..aku beli dua ya..yang rasa coklat!" kataku padanya. Tan nampak terkejut lalu menarik lenganku.

"kau gila! Traktiran macam apa ini? Kupikir kau akan mentraktirku makan es krim di cafe, ternyata disini? Aduh! Memalukan sekali! Mau dibawa kemana wajah tampanku ini huh?!"

"ish!cerewet sekali sih kau ini?" aku segera menempelkan telapak tanganku dimulutnya supaya dia tidak asal mengoceh lagi. Tan menepis tanganku lalu meludah sambil mengusap bibirnya.

"kau tidak pernah cuci tangan ya!" sungutnya jengkel. Aku hanya nyengir tak jelas.

"paman! Kami ini anak SMU, kenapa menjual es krim disini? Memang ada yang beli? Lain kali jual saja di Tk! Aku yakin daganganmu laris manis semanis wajahku ini!" sekarang Tan malah menceramahi paman ini tak lupa menarsiskan dirinya lagi.

"kau salah!justru disini aku dapat banyak pelanggan! Ini es krimmu nona.." aku tersenyum menerima dua bungkus es krim yang disodorkan paman

"terimakasih paman" kataku sambil membayar dengan uang pas. Aku mendelik kearah Tan.

Bersambung,...
READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 9

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 8

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 8 ~ Hanya tangannya saja yg menahan tanganku.

"ada apa?" tanyaku sambil menatap tangan kami.

"tidak ada yg gratis didunia ini" ucapnya tetap tak mengalihkan pandangannya. Aku bingung mendengar ucapannya.

"maksudmu?"

"kau pikir aku sukarela membantumu?"

"jadi maksudmu aku harus bayar?"

"traktir aku baru ku terima ucapan trimakasihmu!"

"materialistik!" cibirku. Ia hanya nyengir.

"baiklah, ku traktir kau eskrim!" kataku ceria. Aku memang periang walaupun habis ditimpa kesulitan.

"apa? Eskrim?" ia nampak shock. Memang ada yg salah?

"kenapa?"

"kau mau mentraktirku eskrim? Kekanakan sekali! Sudah tua tapi kelakuan masih seperti balita! Traktir aku makan sapipanggang atau setidaknya ayam panggang!"

"aku..aku tidak punya banyak! Aku sedang ada masalah dg orang tuaku. Aku hanya bisa mentraktirmu eskrim" aku menunduk malu. Tak kudengar sahutan darinya jadi kuberanikan diri mengangkat wajahku. Aku sempat kaget saat kulihat ia sedang menatapku dan pandangan kami bertemu secara tidak sengaja. Tapi sedetik kemudian ia berdehem dan mengalihkan pandangannya. Ia mengambil headphone nya dan dipasangkan ditelinganya. Aku cemberut melihatnya.

"baiklah..traktir aku eskrim!" ujarnya sambil bangkit mengambil komiknya dan berjalan pergi. Aku tersenyum lega. Ternyata dia pengertian juga.

Bersambung,...
READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 8

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 7

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 7 ~ Ia bersender disandaran bangku, rambutnya berantakan ditiup angin. Sebuah headphone terkalung dilehernya dan ditangannya ada sebuah komik yg terbuka. Kepalanya sesekali terangguk angguk dan kadang tertarik kebelakang. Ya ampun! Kenapa rasanya aku terpesona begini? Dia kelihatan lucu dan imut saat tidur, diam diam aku tersenyum kecil.

Aku terus memperhatikannya tanpa membangunkannya. Entah aku lupa tujuanku kemari. Hey.. Lihatlah bibir mungil nan seksi itu. Tidak buruk juga aku mendapatkan ciumannya. PLAK!! Aku menampar pelan wajahku sendiri. Apa yg kubicarakan? Aku pasti sudah gila!

Sepertinya suara tamparan pipiku membangunkan Tan. Ia mengerjap ngerjapkan matanya yg perlahan terbuka. Ia menatapku mungkin belum sepenuhnya sadar dari tidurnya. Aku hanya bisa pasang tampang datar.

"heh! A-apa yg kau lakukan disini? Se-sejak kapan kau disini?" kurasa dia sudah sadar sekarang, buktinya sudah bisa mengoceh.

"biasa saja! Tidak usah terkejut begitu, memangnya aku hantu?!"

"kau lebih dari sekedar hantu! Muncul tiba tiba begitu!"

"tiba tiba? Aku muncul disini butuh tahap! Harus naik tangga dan jalan dulu baru bisa muncul disini!" gerutuku jengkel. Ia terdiam lalu meletakkan komik yg sedari dipegangnya disebelahnya.

"mau apa kesini?" tanyanya datar. Ish! Sok cool sekali dia!

"menemuimu!" jawabku tak kalah datar.

"untuk apa?"

"berterima kasih"

"karna aku sudah menciummu?"

"apa?! Bukan itu! Kau yg bilang lupakan kejadian itu! Kenapa kau ungkit ungkit lagi sekarang huh?"

"um..baiklah..maaf! Jadi, trimakasih untuk apa?"

"kau sudah bantu buatkan tugasku tadi! Jadi, kuucapkan trimakasih banyak!" aku tersenyum seiklas mungkin. Semoga dia tidak salah sangka dan besar kepala.

"oh.." oh?hanya oh?hanya membulatkan mulut saja?

"ya sudah, aku pergi dulu" daripada jengkel disini lebih baik aku segera pamit pergi. Aku berbalik dan mulai angkat kaki. Tapi yg terjadi, dia malah menarik tanganku. Kepalaku menoleh kearahnya dan yg kulihat ia sama sekali tidak menatapku, pandangannya lurus kedepan.
READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 7

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 6

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 6 ~ "kau iblis!" ucapku yang langsung menghentikan tawanya. Ia memandangku tajam membuatku bergidik ngeri. Wajahnya mendekati wajahku memaksaku memundurkan kepalaku. Kini wajah kami berdekatan. Hdungnya yang kuakui tergolong mancung hampir mengenai hidungku yg biasaa saja. Hembusan nafasnya juga terasa di wajahku. Ia memerengkan kepalanya kekiri dan kekanan.
"Apa iblis setampan ini?" katanya mlotot. Aku langsung menoyor kepalanya menjauh.
"Dasar perempuan! Pikirannya selalu saja negatif! Dasar korban drama Tv! Cepat kembali kekelas!!"
"Berikan dulu kartu pelajarmu!"
"Tidak bisa!"
"Cepat berikan!"
"Huh!! Dasar cerewet!!" ia meronggoh saku kemeja sekolahnya lalu mengeluarkan sebuah kertas segi empat yang sudah di press.
"Kau punya 10 detik untuk membacanya!!"
Aku mengambil kartu itu dan memperhatikannya dg seksama.
DANIEL TAN? nama belkngnya Tan? Dia dikelas 2 IPA 1. Jadi dia Yuniorku? Belum sempat aku membaca lagi, ia sudah menarik kartu itu dari tanganku.
"Sudah lewat 10 detik!"
"Wah!! jadi kau juniorku? sudah kuduga! kau asal asalan mengerjakan tugasku kan?"
"Bawa ke gurumu dan dengar apa katanya" Ia bangkit berdiri lalu berjalan menuruni tangga.
"TAAAN.....!!!" Panggilku. Kuihat ia sudah lenyap namun tiba tiba muncul lagi di tangga.
"Heh! Kenapa memanggilku begitu?"
"Memang kenapa?"
"Orang orang biasa memanggilku DAN"
"DAN itu kan kata sambung! aku lebih suka memanggilmu Tan! oya, Tan itu artinya apa?"
"Tan itu nama anugrah dari Ibuku... Yang artinya TAMPAAAANNN....!!!"
Aku tertawa melihat ekspresi wajahnya yang bangga menyebutkan kalimat tadi.
"Sudahlah, sampai jumpa gadis cengeng!!"
"Heh! Aku lebih tua darimu, dasar tidak sopam kau!!"
"Lalu aku hars memanggilmu apa? Kakak? Maaf, aku kurang suka menyebutmu seprti itu! Bye...."
PLETAK!! ia menjitakku lagi lalu berlari menuruni tangga. Aku ingin mengejarnya dan balas menjitaknya tapi kuurungkn, percuma saja! larinya seperti kilat dan dia lebih tinggi dariku. Kutatap bukuku dan kuputuskan untuk membawanya ke Pak Sam. Awas saja kalau jawabannya salah, akan kuhantui si seTan itu.




"Wah jawabannmu benar semua! Bagus! jangan lupa mengerjakan tugas lain kali ya..." Aku tersenyum lega. Ternyata Tan benar benar hebat. Jika hanya mengerjakan soal soal ini aku juga bisa tapi kalau dalam waktu 3 menit mana bisa? aku akan berterima kasih pada adk kelasku itu. Kurasa aku juga akan melupakan insident kiss itu dan mengajaknya berteman. tapi... apa aku sudah gila ingin berteman dengan orang yg sudah membuatku kehilangan firt kiss ku? bisa bisa dia menganggap aku senang dicium olehnya. TIDAK BISA!! Baiklah..... hanya sekedar berterima kasih. setelah itu urusan kami selesai. Dan aku akan menganggp ciuman itu tidak pernah terjadi.



Aku menuruni tangga nebuju lantai dua dan langsung berbelok kekiri tepatnya menuju kelas 2 IPA 1. kulihat kelas itu sudah sepi hanya ada beberapa siswa disana. aku terus celingukan lewat jendela dan tak melihat wajah Tan. Akhirnya aku memunculkan kepalaku di pintu dan menanyakan pada siswa siswi yang ada dikelas ini.
"Permisi... apa kalian melihat Tan?"
"Tan??" mereka kelihatan saling pandang. oh iya, kata Tan dia dianggil DAN bukan TAN.
"maksudmu Daniel Tan?" seorang siswi menerka aku langsung mengiyakan

"Dia tidak pernah dikelas kalau jam istirahat, jam pelajaran saja dia sering terlambat bahkan tidak masuk sama sekali. Tidak ada yang tau dia dmana" Jelas seorang siswi lainnya. aku hanya manggut manggut lalu pamit dan berbalik badan. aku tak lekas beranjak dari sana melainkan berdiri sejenak untuk emikirkan dimana kira kira Tan beada. apa di atap? Bisa jadi! Kupacu langkahu menaiki tangga. Begiu meginjakkan kaki di lantai atap gedung sekolah, aku segra memandang kesekitar untuk mencarinya. Kulihat seseorang sedang duduk dibangku panjang dekat tembok dan membelakangiku. itu pasti Tan! aku menandai gaya dan warna rambutnya yang coklat kemerahan. Perlahan kulangkahkan kakiku mendekatinya dan tepat berdiri di sebelah bangku yg didudukinya. aku tertegun Dia kelihatan sedang tertidur. Manis sekali.......


READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 6

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 4

Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 4 ~ Dengan segenap rasa takut, kuberanikan diri mengangkat tangan. Kalau tidak jujur sukarela, Pak Sam bisa murka.

"Karina Arista? Silahkan keluar dan kerjakan tugasmu!"

aku berjalan menunduk keluar kelas. Semua pasti mengejekku sekarang.
Aku naik keatap sekolah, disini sepi jadi aku bisa berkonsentrasi mengerjakan tugasku. Ku ambil posisi duduk dipinggir bersandar pada tembok pembatas setinggi pinggang. Ku buka bukuku dan mulai mengerjakannya. Aku mencoba mengingat rumus rumus yg berhubungan dg soal ini dan yg kuingat adalah ciuman itu! Kenapa itu?

Kupejamkan mataku untuk berkonsentrasi dan lagi lagi yg nampak adalah peristiwa menjijikkan itu.

"ARRGGHHTT...!!" aku menjerit dan merengek seperti balita lalu menangis tak karuan. Kulemparkan bukuku kesembarang arah dan menekuk lutut kemudian membenamkan wajahku diantara lengan yg bertumpu pada lutut. Aku menangis! Berat sekali sih hidupku?

" Dasar cengeng!" suara itu muncul bersamaan dg bunyi langkah sepatu yg kian mendekat dan rasanya berhenti didepanku. Kuangkat wajahku dan melihat seseorang berdiri dihadapanku. Aku memandangnya dari bawah dan perlahan keatas. Tepat diwajahnya yg tersenyum sinis kearahku.

"Heh mesum! Beraninya kau muncul dihadapanku!" bentakku sambil mengusap kasar pipiku.

"apa? Mesum? Jangan asal menuduh kau!" Pletak! Ia menjitak kepalaku. Aku meringis.

"apa lagi kalau bukan mesum? Kau sudah berani beraninya menciumku!"

"aku terpaksa!kau menangis terus dan itu membuatku gila! Dan.. Bukankah sudah kuperingatkan kau agar diam dalam hitungan ketiga?"

"tapi kau tidak perlu lakukan itu! Apa kau melakukan itu pada semua gadis yg menangis di hadapanmu?"

"enak saja! Itu pengalaman pertamaku tau! Sudah! Lupakan kejadian itu!"

"bagaimana bisa? Ciuman pertamaku itu untuk suamiku kelak! Beraninya kau curi!"

"ya ampun..kampungan sekali kau! Lupakan saja oke?"

"bagaimana bisa lupa?"


"jadi kau akan mengingatnya seumur hidup? Sudahlah.. Anggap saja itu tidak pernah terjadi!" aku menunduk, benar juga! Lupakan! Tapi..


READ MORE - Cerpen Cinta : Loving Kiss Part 4